Hizbullah Miliki 200.000 Rudal, Iron Dome Bisa Kewalahan dan Kota-kota Israel Hancur
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Para analis memperingatkan dampak mengerikan yang bisa dialami Israel jika perang habis-habisan melawan Hizbullah Lebanon pecah.
Menurut mereka, kelompok pro-Iran itu memiliki stok rudal hingga 200.000 unit yang bisa membuat sistem pertahanan misil Iron Dome Israel kewalahan dan akibatnya kota-kota di negara Yahudi itu bisa hancur.
Data yang memprediksi Hizbullah memiliki stok sekitar 200.000 rudal itu sudah dipaparkan lembaga Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada Maret lalu.
"Perang antara Israel dan Hizbullah, jika benar-benar menjadi perang habis-habisan, akan meningkat sangat, sangat cepat," kata William Wechsler, direktur senior Rafik Hariri Center and Middle East Programs di Atlantic Council, kepada Business Insider, yang dilansir Kamis (26/9/2024).
Jika Hizbullah mengambil langkah itu, negara-negara pendukung Zionis Israel, termasuk Amerika Serikat (AS), akan segera terseret ke dalam perang karena konflik itu akan menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah.
Menurut para analis, keterlibatan sekutu-sekutu Israel juga dapat mengakibatkan kehancuran Hizbullah.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Gaza saat ini, serangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah terus meningkat.
Hizbullah terus menekan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, dengan menembakkan rudal ke perbatasan yang telah memaksa ribuan warga Israel mengungsi. Sementara itu, Israel telah membalas dengan serangan di Lebanon selatan.
Sementara itu, sekutu-sekutu Israel, termasuk AS, telah berupaya untuk mencegah konflik yang lebih luas sambil mengerahkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah untuk menghalau Iran dan sekutunya.
Menurut mereka, kelompok pro-Iran itu memiliki stok rudal hingga 200.000 unit yang bisa membuat sistem pertahanan misil Iron Dome Israel kewalahan dan akibatnya kota-kota di negara Yahudi itu bisa hancur.
Data yang memprediksi Hizbullah memiliki stok sekitar 200.000 rudal itu sudah dipaparkan lembaga Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada Maret lalu.
"Perang antara Israel dan Hizbullah, jika benar-benar menjadi perang habis-habisan, akan meningkat sangat, sangat cepat," kata William Wechsler, direktur senior Rafik Hariri Center and Middle East Programs di Atlantic Council, kepada Business Insider, yang dilansir Kamis (26/9/2024).
Jika Hizbullah mengambil langkah itu, negara-negara pendukung Zionis Israel, termasuk Amerika Serikat (AS), akan segera terseret ke dalam perang karena konflik itu akan menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah.
Menurut para analis, keterlibatan sekutu-sekutu Israel juga dapat mengakibatkan kehancuran Hizbullah.
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang Gaza saat ini, serangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah terus meningkat.
Hizbullah terus menekan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, dengan menembakkan rudal ke perbatasan yang telah memaksa ribuan warga Israel mengungsi. Sementara itu, Israel telah membalas dengan serangan di Lebanon selatan.
Sementara itu, sekutu-sekutu Israel, termasuk AS, telah berupaya untuk mencegah konflik yang lebih luas sambil mengerahkan lebih banyak pasukan ke Timur Tengah untuk menghalau Iran dan sekutunya.