Terungkap, Ini Kata-kata Terakhir Kru Kapal Selam Titan Sebelum Meledak
loading...
A
A
A
CHARLESTOWN - Kapal selam Titan dengan 5 kru meledak dahsyat di dasar laut setelah hilang kontak saat menuju ke reruntuhan kapal Titanic di Atlantik Utara pada Juni 2023.
Kini, kata-kata terakhir dari kru tersebut telah terungkap.
Dunia telah terpukau ketika kapal selam itu menghilang dari sonar dan gagal muncul kembali dari penyelaman 12.500 kaki di Atlantik Utara pada Juni 2023.
Lima orang kru kapal selam Titan tewas. Mereka adalah penjelajah Inggris Hamish Harding, pengusaha Inggris-Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, kepala eksekutif operator Titan OceanGate Stockton Rush dan penjelajah laut dalam Prancis Paul-Henri Nargeolet.
Dalam sidang pengadilan hari Senin (16/9/2024) di Charlestown, South Carolina, Amerika Serikat (AS), sidang mendengarkan kata-kata terakhir dari kru kapal selam Titan yang diterima kru kapal pendukung Polar Prince.
Awalnya, kru Polar Prince mengatakan; "Semuanya baik-baik saja di sini."
Audio menjadi lebih tidak jelas saat kapal selam Titan turun, dan kru Polar Prince bertanya apakah kru Titan dapat melihat reruntuhan Titanic di layarnya.
Titan masih dapat mengirim satu pesan saat kapal selam itu berada di kedalaman 3.341 meter—satu setengah jam setelah memulai perjalanannya.
Pesan itu berbunyi: "Menjatuhkan dua wts" dan dikirim pada pukul 10.47 pagi.
Enam detik setelah pesan dikirim, Titan di-ping untuk terakhir kalinya di kedalaman 3.346 meter.
Tidak ada komunikasi antara kapal selam itu dan kapal Polar Prince yang menunjukkan adanya masalah atau keadaan darurat di dalam kapal selam Titan.
Kru Polar Prince mulai menyadari hal terburuk telah terjadi ketika mereka mengirim pesan ke kru Titan pada pukul 10.49 pagi yang mengatakan bahwa kapal selam itu "kehilangan jejak".
Mereka terus mengirim pesan ke kapal selam yang hancur itu setiap dua hingga tiga menit, tetapi pada pukul 11.15 pagi mereka memberi tahu kapten Polar Prince bahwa telah terjadi kehilangan komunikasi.
Pihak berwenang AS mengatakan bahwa "ledakan dahsyat" terjadi, menewaskan semua orang di dalam kapal selam Titan secara seketika.
Coast Guard pada akhirnya dipanggil pada pukul 18.27 sore setelah kapal Polar Prince menghabiskan waktu tiga jam untuk melakukan pencarian kapal selam Titan.
Sisa-sisa jasad manusia dilaporkan ditemukan dari dasar laut dalam dua operasi pemulihan Titan.
Sisa-sisa jasad tersebut tersebut dibawa ke darat dan dicocokkan dengan profil korban di atas kapal selam.
Sidang juga mendengar bahwa pada tahun 2018 kapal selama Titan disambar petir yang meninggalkan "pukulan signifikan pada strukturnya".
Hal itu menyebabkannya gagal dalam uji coba dengan selisih yang besar.
Dekompresi cepat juga terjadi selama fase pengujian proyek beberapa tahun sebelumnya, demikian yang didengar dalam sidang tersebut.
OceanGate, perusahaan yang membangun Titan, merilis pernyataan yang menyampaikan belasungkawa terdalam mereka kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang meninggal.
"Tidak ada kata-kata yang dapat meringankan kehilangan yang dialami oleh keluarga yang terkena dampak kecelakaan tragis ini," kata perusahaan itu melalui juru bicaranya.
Sidang dijadwalkan berlangsung selama dua minggu.
Selama hari pertama penyelidikan atas misi fatal Juni 2023 terungkap bahwa kapal selam Titan telah mengalami lusinan masalah pada ekspedisi sebelumnya, sebagaimana dilaporkan New York Times, Selasa (17/9/2024).
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
Kini, kata-kata terakhir dari kru tersebut telah terungkap.
Dunia telah terpukau ketika kapal selam itu menghilang dari sonar dan gagal muncul kembali dari penyelaman 12.500 kaki di Atlantik Utara pada Juni 2023.
Lima orang kru kapal selam Titan tewas. Mereka adalah penjelajah Inggris Hamish Harding, pengusaha Inggris-Pakistan Shahzada Dawood dan putranya Suleman, kepala eksekutif operator Titan OceanGate Stockton Rush dan penjelajah laut dalam Prancis Paul-Henri Nargeolet.
Dalam sidang pengadilan hari Senin (16/9/2024) di Charlestown, South Carolina, Amerika Serikat (AS), sidang mendengarkan kata-kata terakhir dari kru kapal selam Titan yang diterima kru kapal pendukung Polar Prince.
Awalnya, kru Polar Prince mengatakan; "Semuanya baik-baik saja di sini."
Audio menjadi lebih tidak jelas saat kapal selam Titan turun, dan kru Polar Prince bertanya apakah kru Titan dapat melihat reruntuhan Titanic di layarnya.
Titan masih dapat mengirim satu pesan saat kapal selam itu berada di kedalaman 3.341 meter—satu setengah jam setelah memulai perjalanannya.
Pesan itu berbunyi: "Menjatuhkan dua wts" dan dikirim pada pukul 10.47 pagi.
Enam detik setelah pesan dikirim, Titan di-ping untuk terakhir kalinya di kedalaman 3.346 meter.
Tidak ada komunikasi antara kapal selam itu dan kapal Polar Prince yang menunjukkan adanya masalah atau keadaan darurat di dalam kapal selam Titan.
Kru Polar Prince mulai menyadari hal terburuk telah terjadi ketika mereka mengirim pesan ke kru Titan pada pukul 10.49 pagi yang mengatakan bahwa kapal selam itu "kehilangan jejak".
Mereka terus mengirim pesan ke kapal selam yang hancur itu setiap dua hingga tiga menit, tetapi pada pukul 11.15 pagi mereka memberi tahu kapten Polar Prince bahwa telah terjadi kehilangan komunikasi.
Pihak berwenang AS mengatakan bahwa "ledakan dahsyat" terjadi, menewaskan semua orang di dalam kapal selam Titan secara seketika.
Coast Guard pada akhirnya dipanggil pada pukul 18.27 sore setelah kapal Polar Prince menghabiskan waktu tiga jam untuk melakukan pencarian kapal selam Titan.
Sisa-sisa jasad manusia dilaporkan ditemukan dari dasar laut dalam dua operasi pemulihan Titan.
Sisa-sisa jasad tersebut tersebut dibawa ke darat dan dicocokkan dengan profil korban di atas kapal selam.
Kapal Selam Titan Pernah Bermasalah Sebelumnya
Sidang juga mendengar bahwa pada tahun 2018 kapal selama Titan disambar petir yang meninggalkan "pukulan signifikan pada strukturnya".
Hal itu menyebabkannya gagal dalam uji coba dengan selisih yang besar.
Dekompresi cepat juga terjadi selama fase pengujian proyek beberapa tahun sebelumnya, demikian yang didengar dalam sidang tersebut.
OceanGate, perusahaan yang membangun Titan, merilis pernyataan yang menyampaikan belasungkawa terdalam mereka kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang meninggal.
"Tidak ada kata-kata yang dapat meringankan kehilangan yang dialami oleh keluarga yang terkena dampak kecelakaan tragis ini," kata perusahaan itu melalui juru bicaranya.
Sidang dijadwalkan berlangsung selama dua minggu.
Selama hari pertama penyelidikan atas misi fatal Juni 2023 terungkap bahwa kapal selam Titan telah mengalami lusinan masalah pada ekspedisi sebelumnya, sebagaimana dilaporkan New York Times, Selasa (17/9/2024).
Lihat Juga: Daftar 11 Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS, Aset Strategis untuk Pertahankan Pengaruh Global
(mas)