Spesialis Militer Rusia Tiba di Venezuela

Kamis, 26 September 2019 - 05:37 WIB
Spesialis Militer Rusia Tiba di Venezuela
Spesialis Militer Rusia Tiba di Venezuela
A A A
CARACAS - Kantor berita Interfax melaporkan sekelompok spesialis militer Rusia telah tiba di Ibu Kota Venezuela, Caracas, pada hari Rabu. Kedatangan mereka bertepatan dengan pertemuan Presiden Venezuela Nicolas Maduro bertemu dengan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin, untuk meningkatkan kerja sama.

Moskow telah menjadi salah satu pendukung Maduro terbesar di tengah apa yang disebutnya sebagai upaya AS untuk melemahkannya. Rusia telah memberikan pinjaman dan bantuan lain untuk industri militer dan minyak di Venezuela, di mana Rusia memiliki investasi energi yang besar.

Laporan Interfax tidak mengatakan berapa spesialis yang telah dikirim, tetapi mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan mereka telah dikirim untuk melakukan perawatan pada perangkat keras militer Rusia yang dijual ke negara Amerika Latin.

Dua pesawat Rusia baru-baru ini mendarat di Venezuela, lapor Interfax, mengutip laporan media sosial seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/9/2019).

Seorang fotografer Reuters pada hari Rabu melihat satu jet angkatan udara Rusia di bandara Maiquetia utama Caracas. Pesawat telah meninggalkan Moskow pada 20 September, menurut situs pelacakan penerbangan Flight Radar.

Sementara itu Maduro pada hari Senin berangkat untuk kunjungan kenegaraan ke Rusia dan pada hari Rabu bertemu dengan Putin, yang mengatakan ia mendukung negosiasi antara pemerintah Venezuela dan oposisi.

Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengatakan awal bulan ini bahwa negosiasi di Barbados dengan pemerintah, yang ditengahi oleh Norwegia, telah berakhir setelah pemerintah Maduro menarik para delegasi menyusul pengetatan sanksi AS. Sekelompok kecil anggota parlemen oposisi mengadakan pembicaraan terpisah dengan Maduro, yang ditolak Guaido.

Bertemu Maduro di Moskow, Putin mengatakan Moskow menganggap penolakan untuk mengadakan dialog tidak rasional dan berbahaya bagi negara dan ancaman bagi kesejahteraan penduduk.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3955 seconds (0.1#10.140)