Memanas, AS Bersiap Kirim Lebih Banyak Jet Tempur ke Timur Tengah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersiap mengirim lebih banyak pesawat tempur ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan negara-negara lain di kawasan itu.
Kabar itu diungkap dalam laporan pada hari Jumat (2/8/2024), dilansir Anadolu Agency.
“Pasukan Amerika di Timur Tengah mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk meningkatkan kesiapan tempur dan untuk melindungi pasukan AS dan sekutu terhadap ancaman apa pun dari Iran atau kelompok pejuang yang didukung Iran,” ungkap laporan The New York Times, mengutip seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya.
Meskipun belum jelas berapa banyak pesawat yang akan dikirim, para pejabat mengatakan, “AS sedang berupaya untuk mengkalibrasi tindakannya untuk mengirim cukup banyak jenis pesawat yang tepat secepat mungkin untuk membantu mempertahankan Israel tanpa tampak meningkatkan konflik."
Laporan itu muncul sehari setelah Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas pengerahan militer AS untuk mendukung Israel terhadap berbagai ancaman melalui panggilan telepon.
“Presiden membahas upaya mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat nirawak, termasuk pengerahan militer AS yang baru untuk pertahanan,” papar pernyataan Gedung Putih pada Kamis.
Sembilan bulan telah berlalu sejak Israel melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 39.500 warga Palestina.
Konflik tersebut telah memicu peningkatan ketegangan regional di seluruh Timur Tengah, dengan eskalasi terbaru awal pekan ini ketika Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh selama kunjungannya ke Iran.
Sementara kelompok Hizbullah di Lebanon terlibat dalam pertempuran lintas batas dengan Israel, kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza.
Meskipun organisasi internasional, termasuk PBB, dan negara-negara regional mendesak gencatan senjata di Gaza, dan meredakan ketegangan di Timur Tengah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berjanji untuk “menuntut harga yang mahal” untuk setiap serangan terhadap Israel.
Kabar itu diungkap dalam laporan pada hari Jumat (2/8/2024), dilansir Anadolu Agency.
“Pasukan Amerika di Timur Tengah mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk meningkatkan kesiapan tempur dan untuk melindungi pasukan AS dan sekutu terhadap ancaman apa pun dari Iran atau kelompok pejuang yang didukung Iran,” ungkap laporan The New York Times, mengutip seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya.
Meskipun belum jelas berapa banyak pesawat yang akan dikirim, para pejabat mengatakan, “AS sedang berupaya untuk mengkalibrasi tindakannya untuk mengirim cukup banyak jenis pesawat yang tepat secepat mungkin untuk membantu mempertahankan Israel tanpa tampak meningkatkan konflik."
Laporan itu muncul sehari setelah Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas pengerahan militer AS untuk mendukung Israel terhadap berbagai ancaman melalui panggilan telepon.
“Presiden membahas upaya mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat nirawak, termasuk pengerahan militer AS yang baru untuk pertahanan,” papar pernyataan Gedung Putih pada Kamis.
Sembilan bulan telah berlalu sejak Israel melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 39.500 warga Palestina.
Konflik tersebut telah memicu peningkatan ketegangan regional di seluruh Timur Tengah, dengan eskalasi terbaru awal pekan ini ketika Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh selama kunjungannya ke Iran.
Sementara kelompok Hizbullah di Lebanon terlibat dalam pertempuran lintas batas dengan Israel, kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza.
Meskipun organisasi internasional, termasuk PBB, dan negara-negara regional mendesak gencatan senjata di Gaza, dan meredakan ketegangan di Timur Tengah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berjanji untuk “menuntut harga yang mahal” untuk setiap serangan terhadap Israel.
Baca Juga
(sya)