Warga Dataran Tinggi Golan Tolak Seruan Israel untuk Balas Dendam

Rabu, 31 Juli 2024 - 06:15 WIB
loading...
Warga Dataran Tinggi...
Anggota keluarga dan kerabat mengunjungi lokasi serangan rudal di mana dua belas pemuda berusia antara sepuluh hingga lima belas tahun tewas akibat serangan roket di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan, 29 Juli 2024. Foto/EPA-EFE/ATEF SAFADI
A A A
GOLAN - Warga Majdal Shams, kota Druze-Suriah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan terkena serangan roket mematikan, telah mengeluarkan pernyataan yang menolak serangan balasan Israel terhadap Lebanon.

Pada Sabtu, 27 Juli 2024, satu proyektil menghantam lapangan sepak bola di komunitas tersebut, menewaskan 12 anak dan melukai 30 orang lainnya.

Serangan itu telah meningkatkan ketegangan antara Israel yang menduduki Dataran Tinggi Golan, dan Hizbullah Lebanon, yang telah saling tembak dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan sejak 8 Oktober.

Kementerian Luar Negeri Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah memberikan tanggapan "keras" terhadap serangan yang dituduhkan tersebut.

Hizbullah membantah bertanggung jawab. Seorang sumber dalam kelompok tersebut mengatakan kepada Al Jazeera pada Selasa (30/7/2024) bahwa mereka "pasti akan menanggapi setiap agresi Israel".

Pada hari Minggu, militer Israel mengatakan telah melancarkan serangkaian serangan di seluruh Lebanon yang diklaim sebagai target Hizbullah.

Namun, anggota komunitas Druze, yang banyak di antaranya menolak kewarganegaraan Israel, mengatakan mereka menolak segala bentuk agresi balasan oleh Israel.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Komisi Agama dan Duniawi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, penduduk mengatakan mereka menentang "upaya mengeksploitasi nama Majdal Shams sebagai platform politik, dengan mengorbankan darah anak-anak kami."

"Berdasarkan kepercayaan Arab, Islam, dan monoteistik kami, kami menolak setetes darah pun ditumpahkan atas nama balas dendam untuk anak-anak kami," tegas pernyataan itu.

Selama kunjungan ke Majdal Shams pada Senin, Netanyahu disambut oleh kerumunan penduduk yang marah yang meneriakkan dalam bahasa Ibrani agar dia pergi.

Satu video pada Minggu menunjukkan warga Druze Suriah melarang beberapa politisi Israel menghadiri pemakaman anak-anak tersebut, termasuk anggota parlemen Israel dan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich.

Warga dilaporkan terdengar berteriak, “keluar dari sini, kau penjahat,” kepada Smotrich.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)