Bagaimana ISIS-Khorasan Menarget Rusia?

Senin, 25 Maret 2024 - 19:19 WIB
loading...
A A A

2. Mencoba Keluar Kandang

Bagaimana ISIS-Khorasan Menarget Rusia?

Foto/Reuters

Meskipun keanggotaannya di Afghanistan dikatakan telah menurun sejak puncaknya pada tahun 2018, para pejuangnya masih menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap otoritas Taliban di Afghanistan.

Pejuang ISKP mengaku bertanggung jawab atas serangan tahun 2021 di luar bandara Kabul yang menewaskan sedikitnya 175 warga sipil, menewaskan 13 tentara AS, dan puluhan lainnya luka-luka.

Afiliasi ISIS sebelumnya disalahkan karena melakukan serangan berdarah di bangsal bersalin di Kabul pada Mei 2020 yang menewaskan 24 orang, termasuk perempuan dan bayi. Pada bulan November tahun yang sama, kelompok tersebut melakukan serangan terhadap Universitas Kabul, menewaskan sedikitnya 22 guru dan mahasiswa.

Pada September 2022, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri yang mematikan di kedutaan Rusia di Kabul.

Tahun lalu, Iran menyalahkan kelompok tersebut atas dua serangan terpisah terhadap sebuah kuil besar di Shiraz selatan – Shah Cheragh – yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai lebih dari 40 orang.

AS mengklaim bahwa mereka menyadap komunikasi yang mengkonfirmasi bahwa kelompok tersebut sedang bersiap untuk melakukan serangan sebelum bom bunuh diri terkoordinasi di Iran pada bulan Januari tahun ini menewaskan hampir 100 orang di kota Kerman di Iran tenggara. ISKP mengaku bertanggung jawab atas serangan Kerman.

3. Menghancurkan Propaganda Presiden Putin

Bagaimana ISIS-Khorasan Menarget Rusia?

Foto/Reuters

Analis pertahanan dan keamanan mengatakan kelompok itu menargetkan propagandanya pada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa tahun terakhir atas dugaan penindasan terhadap Muslim oleh Rusia.

“Kebijakan luar negeri Rusia telah menjadi tanda bahaya besar bagi ISIS [ISIL],” Michael Kugelman, direktur South Asia Institute di Wilson Center yang berbasis di Washington mengatakan kepada Al Jazeera. “Invasi Soviet ke Afghanistan, tindakan Rusia di Chechnya, hubungan dekat Moskow dengan pemerintah Suriah dan Iran, dan khususnya kampanye militer yang dilakukan Rusia terhadap pejuang ISIS di Suriah dan – melalui tentara bayaran Grup Wagner – di beberapa bagian Afrika.”

Semua ini berarti bahwa Moskow telah menjadi fokus “perang propaganda ekstensif” ISKP, kata Amira Jadoon, asisten profesor di Clemson University di South Carolina dan salah satu penulis The Islamic State in Afghanistan and Pakistan: Strategic Alliances and Rivalries.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)