Laporan Al Jazeera: China Gelar Tur Media untuk Ubah Narasi HAM di Xinjiang

Kamis, 04 Januari 2024 - 16:07 WIB
loading...
A A A
Aktivis Kanada-Uighur, Rukiye Turdush, memandang tur media sebagai bagian integral dari misi tersebut. "Dia ingin mengubah narasi tentang Xinjiang," sebutnya.

Henryk Szadziewski adalah peneliti senior di LSM Proyek Hak Asasi Manusia Uyghur. Dia mengatakan tur media, seperti yang dilakukan di Xinjiang, adalah taktik umum yang dilakukan negara-negara yang menyembunyikan sesuatu.

Turdush tidak terlalu percaya pada kesimpulan yang diambil para jurnalis asing berdasarkan pembicaraan dengan warga Uighur yang telah hidup dalam lingkungan ketakutan selama bertahun-tahun dan menjadi sasaran pengawasan ketat serta propaganda negara.

"Hanya sedikit warga Uighur dan warga Turki lainnya di Xinjiang yang punya banyak pilihan selain diam atau menggemakan propaganda China," ujarnya.

“Genosida Masih Terjadi”


Sejumlah jurnalis Australia dalam tur media di bulan September melaporkan bahwa mereka berbicara dengan penjual suvenir yang tidak dirujuk oleh pemandu wisata mereka. Penjual tersebut mengatakan bahwa ia telah menghabiskan waktu di kamp interniran, tetapi ketika para jurnalis mulai mengajukan lebih banyak pertanyaan, seseorang tiba-tiba muncul dan mulai merekam jawaban penjual tersebut, imbuh laporan Al Jazeera.

Bahkan mantan kepala HAM PBB Michelle Bachelet menganggap kunjungannya yang telah lama tertunda telah "dikoreografikan" dengan cermat. Namun laporan terakhirnya, yang dirilis beberapa saat sebelum dia meninggalkan jabatannya, menemukan bahwa China mungkin telah melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" di Xinjiang.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, langkah-langkah keamanan di Xinjiang tampaknya telah dilonggarkan, menurut Maya Wang, direktur asosiasi Asia di Human Rights Watch. Kamp penahanan telah ditutup dan pos pemeriksaan polisi telah disingkirkan.

Sebaliknya, jaringan besar kamera keamanan canggih dengan pengenalan wajah dilaporkan telah dipasang di seluruh wilayah tersebut. Sementara orang-orang yang sebelumnya ditahan di kamp, telah dipindahkan ke sistem penjara China yang tidak jelas, lanjut laporan Al Jazeera.

Di saat yang sama, informasi yang masuk dan keluar dari Xinjiang tetap dikontrol ketat, sementara penduduknya dihukum karena melakukan kontak tidak sah dengan orang-orang di luar China.

"Genosida masih terjadi, namun kini lebih terselubung," kata Turdush.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)