Korban Tewas akibat 2 Ledakan di Dekat Makam Jenderal Soleimani Menjadi 73 Orang
loading...
A
A
A
TEHERAN - Jumlah korban tewas akibat dua ledakan dahsyat di dekat makam Jenderal Qassem Soleimani di Kerman, Iran, pada Rabu (3/1/2024), bertambah menjadi 73 orang. Sebelumnya korban tewas mencapai 53 orang.
Dua ledakan ini terjadi ketika ratusan warga Iran berkumpul untuk memperingati empat tahun pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak.
Saat dibunuh Amerika pada 3 Januari 2020, Jenderal Soleimani adalah komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan ledakan kedua terjadi pada acara peringatan di pemakaman tempat Soleimani dimakamkan di kota Kerman di tenggara Iran.
“Ledakan itu disebabkan oleh serangan teroris,” bunyi laporan pemerintah Iran mengutip seorang pejabat lokal di provinsi Kerman.
Babak Yektaparast, juru bicara layanan darurat Iran, kemudian melaporkan bahwa 73 orang tewas dan 170 luka-luka akibat dua ledakan tersebut.
Surat kabar Nournews sebelumnya mengatakan bahwa beberapa tabung gas meledak di jalan menuju pemakaman.
Siaran televisi pemerintah menunjukkan tim penyelamat dari Bulan Sabit Merah merawat orang-orang yang terluka pada upacara tersebut, di mana ratusan warga Iran berkumpul untuk memperingati kematian Jenderal Soleimani. Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah orang yang terluka jauh lebih tinggi.
“Tim tanggap cepat kami sedang mengevakuasi korban cedera. Namun ada gelombang massa yang memblokir jalan,” kata Reza Fallah, kepala Bulan Sabit Merah provinsi Kerman.
Dua ledakan di Iran ini terjadi sehari setelah wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Lebanon, yang oleh pihak berwenang dikaitkan dengan Israel.
Iran mengutuk pembunuhan tersebut dengan mengatakan hal itu dapat memicu gelombang perlawanan dan motivasi untuk berperang melawan penjajah Zionis Israel.
Dua ledakan ini terjadi ketika ratusan warga Iran berkumpul untuk memperingati empat tahun pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Baghdad, Irak.
Saat dibunuh Amerika pada 3 Januari 2020, Jenderal Soleimani adalah komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan pertama dan ledakan kedua terjadi pada acara peringatan di pemakaman tempat Soleimani dimakamkan di kota Kerman di tenggara Iran.
“Ledakan itu disebabkan oleh serangan teroris,” bunyi laporan pemerintah Iran mengutip seorang pejabat lokal di provinsi Kerman.
Babak Yektaparast, juru bicara layanan darurat Iran, kemudian melaporkan bahwa 73 orang tewas dan 170 luka-luka akibat dua ledakan tersebut.
Surat kabar Nournews sebelumnya mengatakan bahwa beberapa tabung gas meledak di jalan menuju pemakaman.
Siaran televisi pemerintah menunjukkan tim penyelamat dari Bulan Sabit Merah merawat orang-orang yang terluka pada upacara tersebut, di mana ratusan warga Iran berkumpul untuk memperingati kematian Jenderal Soleimani. Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah orang yang terluka jauh lebih tinggi.
“Tim tanggap cepat kami sedang mengevakuasi korban cedera. Namun ada gelombang massa yang memblokir jalan,” kata Reza Fallah, kepala Bulan Sabit Merah provinsi Kerman.
Dua ledakan di Iran ini terjadi sehari setelah wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Lebanon, yang oleh pihak berwenang dikaitkan dengan Israel.
Iran mengutuk pembunuhan tersebut dengan mengatakan hal itu dapat memicu gelombang perlawanan dan motivasi untuk berperang melawan penjajah Zionis Israel.
(mas)