Rudal AS Rp32 Miliar Melawan Drone Houthi Rp31 Juta, Amerika Bisa Rugi Besar

Kamis, 21 Desember 2023 - 12:44 WIB
loading...
A A A
Para pakar mengatakan ini adalah masalah yang perlu diatasi, dan mendesak Departemen Pertahanan Amerika untuk mulai mencari opsi pertahanan udara yang berbiaya lebih rendah.

“Hal ini dengan cepat menjadi masalah karena keuntungan terbesar, bahkan jika kita berhasil menembak jatuh rudal dan drone mereka, tetap menguntungkan mereka,” kata Mick Mulroy, mantan pejabat Departemen Pertahanan dan perwira CIA.

“Kami, AS, perlu mulai mencari sistem yang dapat mengalahkan sistem ini, yang lebih sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan untuk menyerang kami," lanjut dia, seperti dikutip dari Politico, Kamis (21/12/2023).

Pejabat Departemen Pertahanan Amerika tidak akan mengonfirmasi jenis senjata apa yang digunakan kapal perang AS atau jangkauannnya, dengan alasan keamanan operasional.

Namun mantan pejabat dan pakar Departemen Pertahanan AS mengatakan hanya satu senjata yang masuk akal untuk pekerjaan itu: Standard Missile-2, senjata pertahanan udara jarak menengah yang dapat mencapai hingga 92 atau 130 mil laut, berdasarkan variannya. Varian terbaru, Block IV, berharga USD2,1 juta per tembakan.

Sebuah kapal perusak juga dapat menggunakan meriam 5 inci yang dilengkapi dengan putaran semburan udara, yang telah diuji terhadap drone serupa pada jarak tertentu dan memberikan hasil yang positif, menurut seorang mantan pejabat Angkatan Laut yang memiliki keahlian dalam jenis kapal tersebut.

Itu adalah opsi berbiaya lebih rendah tetapi hanya dapat mencapai target yang berjarak kurang dari 10 mil laut—yang mungkin terlalu dekat untuk kenyamanan.

Opsi jarak terpendek adalah Evolved Sea Sparrow Missile, yang dirancang untuk menembak sasaran kurang dari 5 mil laut jauhnya dengan biaya USD1,8 juta per tembakan, atau Sistem Senjata Close-In 20mm, untuk sasaran dalam jarak satu mil laut, menurut pejabat Angkatan Laut.

Namun sekali lagi, semakin dekat senjata Houthi ke kapal perang Amerika, semakin besar pula risiko dampaknya.

“Dugaan saya adalah [kapal perusak] menembakkan SM-2 selama mereka bisa—mereka tidak mau mengambil risiko jika target musuh mendekat,” kata mantan pejabat tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0851 seconds (0.1#10.140)