6 Alasan Sekjen PBB Mengaktifkan Pasal 99 Piagam PBB untuk Mengakhiri Perang Gaza
loading...
A
A
A
Sekjen memperingatkan ketertiban umum di Gaza akan segera rusak di tengah keruntuhan total sistem kemanusiaan, dan bahwa tidak ada perlindungan yang efektif terhadap warga sipil dan “tidak ada tempat yang aman di Gaza”.
“Situasi ini dengan cepat memburuk menjadi sebuah bencana dengan dampak yang berpotensi tidak dapat diubah lagi bagi warga Palestina secara keseluruhan dan bagi perdamaian dan keamanan di kawasan,” tulisnya.
Foto/Reuters
Namun hal ini tidak memberikan Guterres wewenang untuk memaksa Dewan Keamanan mengadopsi resolusi.
Anthony Arend, seorang profesor pemerintahan dan dinas luar negeri di Universitas Georgetown, mengatakan kepada Al Jazeera: “Dia bisa memaksakan diskusi, dia bisa menyatukan semua pihak dan mendorong mereka untuk mencapai semacam kompromi. Namun karena adanya veto di Dewan Keamanan, satu-satunya cara Dewan Keamanan dapat mengambil resolusi substantif mengenai masalah ini adalah dengan memilih untuk tidak memveto masing-masing dari lima anggota tetap.”
China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis – memegang hak veto ini.
AS menggunakan hak veto mereka pada tanggal 18 Oktober untuk menentang resolusi yang mengutuk serangan Hamas terhadap Israel dan menyerukan penghentian pertempuran untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Dua belas anggota dewan lainnya memberikan suara mendukung, sementara Rusia dan Inggris abstain.
Foto/Reuters
Penggunaan Pasal 99 memberikan hasil yang beragam di masa lalu, meski tidak pernah benar-benar membawa perdamaian.
"Hal ini karena intervensi Sekjen tidak secara mendasar mengubah perhitungan politik anggota paling berkuasa di Dewan Keamanan,” kata Daniel Forti, analis senior advokasi dan penelitian PBB di International Crisis Group, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Seruan Sekretaris Jenderal untuk melakukan gencatan senjata sebenarnya adalah seruan untuk mempertahankan teror Hamas di Gaza,” kata Erdan, yang juga mengulangi seruannya agar Guterres mengundurkan diri.
“Situasi ini dengan cepat memburuk menjadi sebuah bencana dengan dampak yang berpotensi tidak dapat diubah lagi bagi warga Palestina secara keseluruhan dan bagi perdamaian dan keamanan di kawasan,” tulisnya.
4. Terkendala Hak Veto
Foto/Reuters
Namun hal ini tidak memberikan Guterres wewenang untuk memaksa Dewan Keamanan mengadopsi resolusi.
Anthony Arend, seorang profesor pemerintahan dan dinas luar negeri di Universitas Georgetown, mengatakan kepada Al Jazeera: “Dia bisa memaksakan diskusi, dia bisa menyatukan semua pihak dan mendorong mereka untuk mencapai semacam kompromi. Namun karena adanya veto di Dewan Keamanan, satu-satunya cara Dewan Keamanan dapat mengambil resolusi substantif mengenai masalah ini adalah dengan memilih untuk tidak memveto masing-masing dari lima anggota tetap.”
China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis – memegang hak veto ini.
AS menggunakan hak veto mereka pada tanggal 18 Oktober untuk menentang resolusi yang mengutuk serangan Hamas terhadap Israel dan menyerukan penghentian pertempuran untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Dua belas anggota dewan lainnya memberikan suara mendukung, sementara Rusia dan Inggris abstain.
5. Hanya Ikhtiar, Meski Pengalaman Membuktikan Kegagalan
Foto/Reuters
Penggunaan Pasal 99 memberikan hasil yang beragam di masa lalu, meski tidak pernah benar-benar membawa perdamaian.
"Hal ini karena intervensi Sekjen tidak secara mendasar mengubah perhitungan politik anggota paling berkuasa di Dewan Keamanan,” kata Daniel Forti, analis senior advokasi dan penelitian PBB di International Crisis Group, mengatakan kepada Al Jazeera.
6. Berani Melawan Israel
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, tidak menyambut baik tindakan tersebut. Dalam sebuah postingan di X, Erdan menggambarkan surat itu sebagai “lebih banyak bukti” dari “distorsi moral dan biasnya terhadap Israel” yang dilakukan Guterres.“Seruan Sekretaris Jenderal untuk melakukan gencatan senjata sebenarnya adalah seruan untuk mempertahankan teror Hamas di Gaza,” kata Erdan, yang juga mengulangi seruannya agar Guterres mengundurkan diri.