Menolak Narasi Konflik Israel-Palestina Rumit, Ini 4 Fakta Kejelasannya

Minggu, 12 November 2023 - 09:45 WIB
loading...
Menolak Narasi Konflik Israel-Palestina Rumit, Ini 4 Fakta Kejelasannya
Mantan Presiden AS Barack Obama sebut konflik Israel-Palestina rumit. Faktanya justru sederhana, yakni pendudukan ilegal yang dibiarkan dunia internasional. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama baru-baru ini menyatakan bahwa penyelesaian konflik Israel-Palestina memerlukan pemahaman kompleksitasnya.

Tapi apakah narasi konflik selama beberapa dekade ini benar-benar rumit seperti yang dimaksud Obama? Apakah benar hal itu merupakan masalahnya?

Atau apakah mitos kompleksitas hanyalah cara lain bagi para pemimpin dunia untuk menghindari tuntutan Israel terhadap pertanggungjawaban dan menutupi keterlibatan mereka dalam apa yang kini merupakan pendudukan ilegal terpanjang dalam sejarah modern?

Faktanya, jika mengambil prinsip-prinsip universal, hukum dan moralitas internasional sebagai penilaian, yang ditemukan bukanlah kompleksitas melainkan kejelasan.



4 Fakta Konflik Israel-Palestina yang Butuh Kejelasan

1. Israel lebih banyak melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB dibandingkan negara lain. Kejelasannya: tak ada yang menindak atau menjatuhkan sanksi, seolah-olah Israel kebal hukum.

2. Pada setiap persoalan besar yang dipermasalahkan sebenarnya tidak ada kerumitannya. Kejelasannya: hukum ada di pihak Palestina sebagai korban pendudukan.

3. Mengenai hak pengungsi untuk kembali; status pemukiman khusus Yahudi; status pendudukan ilegal Israel; hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri; status Yerusalem Timur, tidak ada kerumitan. Kejelasannya: tidak ada tindakan dari PBB.

4. Mengenai praktik kejahatan apartheid yang dilakukan Israel, di sini juga bukan hal yang rumit untuk dipahami. Kejelasannya: setiap kelompok hak asasi manusia utama telah menyimpulkan bahwa Israel telah menerapkan sistem segregasi dan dominasi rasial terhadap sejarah Palestina.

Penulis terkenal Amerika Serikat (AS), Ta-Nehisi Coates, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (12/11/2023), menggambarkan perasaannya setelah mengetahui betapa mudahnya pendudukan Israel di Palestina.

“Kedengarannya seolah-olah Anda memerlukan gelar dalam Studi Timur Tengah atau PhD untuk benar-benar memahami apa yang terjadi,” katanya. ”Tetapi saya memahaminya pada hari pertama; Dana pajak AS mensubsidi apartheid, mensubsidi tatanan segregasi, rezim Jim Crow.”

Jadi, jika ada orang yang mengatakan konflik ini terlalu rumit untuk dipahami, ingatlah bahwa ini adalah seruan bagi dunia untuk tetap acuh tak acuh terhadap kejahatan yang dilakukan Israel dan penderitaan rakyat Palestina.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1281 seconds (0.1#10.140)