5 Alasan Yerusalem dan Tepi Barat Akan Menjadi Front Ketiga dalam Perang Gaza

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 21:35 WIB
loading...
A A A
Para pemuda yang putus asa di kamp-kamp pengungsi lebih bersedia untuk berperang dibandingkan mereka yang berada di Ramallah, tempat para pengusaha dan pejabat senior Palestina akan mengalami kerugian akibat spiral kekerasan.

“Bisnis saya sudah menderita karena kerusuhan ini,” kata Mughrabi.

Faktor kunci lainnya dalam membendung kekerasan adalah perjanjian keamanan Israel dengan PA yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas yang berusia 87 tahun.

Abbas mengutuk serangan Israel di Gaza sementara pasukan keamanannya menindak demonstrasi. Fatah belum mengeluarkan seruan publik untuk melakukan perlawanan bersenjata.

“PA ingin menjaga perdamaian dan khawatir demonstrasi ribuan orang dapat dengan cepat berubah menjadi ratusan ribu,” kata analis politik Palestina Hadi al-Masri.

Dia menambahkan bahwa para pejabat Otoritas Palestina memiliki kinerja keuangan yang baik dan bergantung pada perjanjian dengan Israel untuk mendapatkan bayaran.

Jika Abbas kehilangan kendali atau jatuh sakit di usia tuanya, situasinya bisa memburuk, katanya.

5. Memiliki Loyalitas yang Handal dalam Melaksanakan Lone Wolf

5 Alasan Yerusalem dan Tepi Barat Akan Menjadi Front Ketiga dalam Perang Gaza

Foto/Reuters

Lior Akerman, mantan perwira di dinas keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet, mengatakan kekhawatiran atas kerusuhan di Tepi Barat sudah ada sebelum perang Hamas.

Hamas selama bertahun-tahun telah berusaha “melakukan semua yang mereka bisa untuk mengaktifkan teroris di Tepi Barat,” katanya.

Namun Akerman mengakui bahwa langkah-langkah keamanan telah diperketat sejak pemboman Gaza dimulai, dan mengatakan bahwa penangkapan terakhir mungkin tidak terjadi dalam keadaan normal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1513 seconds (0.1#10.140)