5 Alasan Yerusalem dan Tepi Barat Akan Menjadi Front Ketiga dalam Perang Gaza

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 21:35 WIB
loading...
A A A
Di Ramallah, dimana PA bermarkas, para pengunjuk rasa melemparkan batu, kursi dan barang-barang lainnya ke kendaraan lapis baja PA untuk mencoba membubarkan mereka.

Nyanyian yang paling umum dalam protes adalah: “Letakkan pedang di depan pedang, kami adalah orang-orang Mohammed Deif,” mengacu pada komandan sayap militer Hamas, Brigade Qassam, namun protes pada hari Selasa juga mencakup seruan untuk PA. Presiden Mahmoud Abbas akan mundur.

PA dibentuk berdasarkan Perjanjian Oslo tahun 1993 antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel, dan menjadikan PA berusia 30 tahun pada tahun ini.

Badan ini dibentuk sebagai badan pemerintahan sementara yang berdurasi lima tahun, yang dimaksudkan untuk mewujudkan negara Palestina yang terdiri dari wilayah Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza yang diduduki pada tahun 1967.

Pendudukan militer Israel selama 56 tahun di wilayah-wilayah ini, termasuk pembangunan pemukiman ilegal – yang sebagian besar dibangun seluruhnya atau sebagian di atas tanah milik warga Palestina – telah menghalangi kemungkinan tersebut.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Otoritas Palestina juga diwajibkan untuk berbagi informasi intelijen dengan Israel sebagai bagian dari kebijakan “koordinasi keamanan” yang sangat kontroversial dan untuk membantu menggagalkan perlawanan bersenjata warga Palestina, termasuk dengan membantu penangkapan, sehingga menjadikannya tidak populer di kalangan sebagian besar warga Palestina.


4. Memiliki Permasalahan yang Kompleks

5 Alasan Yerusalem dan Tepi Barat Akan Menjadi Front Ketiga dalam Perang Gaza

Foto/Reuters

Meskipun Hamas dengan ketat mengontrol Gaza yang terkepung, Tepi Barat merupakan gabungan kompleks kota-kota di lereng bukit, permukiman Israel, dan pos pemeriksaan tentara yang memecah belah komunitas Palestina.

Israel menduduki wilayah tersebut pada tahun 1967 dan telah membaginya menjadi wilayah luas yang dikuasainya, wilayah kecil di mana warga Palestina mempunyai kendali penuh, dan wilayah di mana pasukan Palestina dan Israel membagi tugas sipil dan keamanan.

Antara pusat kekuasaan di Ramallah dan wilayah pinggiran yang lebih miskin, terdapat beragam pandangan mengenai manfaat kekerasan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0947 seconds (0.1#10.140)