Bantu Ukraina, Tujuh Negara Pesan Amunisi Lewat Skema UE
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Tujuh negara Uni Eropa (UE) telah memesan amunisi berdasarkan skema pengadaan penting Uni Eropa untuk mengirimkan peluru artileri yang sangat dibutuhkan ke Ukraina dan mengisi kembali stok Barat yang habis. Hal itu diungkapkan badan Uni Eropa yang bertanggung jawab akan hal tersebut.
Pesanan tersebut – yang dibuat berdasarkan kontrak yang dinegosiasikan oleh Badan Pertahanan Eropa (EDA) – adalah untuk peluru artileri 155mm, salah satu amunisi terpenting dalam perang antara pasukan Ukraina dan penjajah Rusia.
Skema ini dibentuk sebagai bagian dari rencana senilai setidaknya 2 miliar euro, yang diluncurkan pada bulan Maret dengan tujuan mengirimkan satu juta peluru dan rudal ke Ukraina dalam waktu satu tahun.
Beberapa pejabat dan diplomat telah menyatakan keraguannya bahwa target tersebut akan tercapai namun inisiatif tersebut menandai langkah signifikan dalam meningkatnya peran UE dalam urusan pertahanan dan militer, yang dipicu oleh perang di Ukraina.
Hingga saat ini, pengadaan pertahanan sebagian besar merupakan tanggung jawab masing-masing 27 negara anggota blok tersebut.
“Tujuh Negara Anggota telah memesan amunisi 155mm melalui prosedur jalur cepat EDA,” kata badan tersebut ketika menjawab pertanyaan dari Reuters.
“Lebih banyak pesanan, misalnya untuk keperluan pengisian ulang nasional, dapat terwujud dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” sambungnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (30/9/2023).
EDA menolak menyebutkan nama negara atau menyatakan jumlah pesanan, dengan mengatakan sebagian besar informasi bersifat rahasia.
Menanggapi pertanyaan dari Reuters, Lithuania dan Luksemburg mengatakan mereka termasuk di antara tujuh negara tersebut.
Pesanan tersebut – yang dibuat berdasarkan kontrak yang dinegosiasikan oleh Badan Pertahanan Eropa (EDA) – adalah untuk peluru artileri 155mm, salah satu amunisi terpenting dalam perang antara pasukan Ukraina dan penjajah Rusia.
Skema ini dibentuk sebagai bagian dari rencana senilai setidaknya 2 miliar euro, yang diluncurkan pada bulan Maret dengan tujuan mengirimkan satu juta peluru dan rudal ke Ukraina dalam waktu satu tahun.
Beberapa pejabat dan diplomat telah menyatakan keraguannya bahwa target tersebut akan tercapai namun inisiatif tersebut menandai langkah signifikan dalam meningkatnya peran UE dalam urusan pertahanan dan militer, yang dipicu oleh perang di Ukraina.
Hingga saat ini, pengadaan pertahanan sebagian besar merupakan tanggung jawab masing-masing 27 negara anggota blok tersebut.
“Tujuh Negara Anggota telah memesan amunisi 155mm melalui prosedur jalur cepat EDA,” kata badan tersebut ketika menjawab pertanyaan dari Reuters.
“Lebih banyak pesanan, misalnya untuk keperluan pengisian ulang nasional, dapat terwujud dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” sambungnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (30/9/2023).
EDA menolak menyebutkan nama negara atau menyatakan jumlah pesanan, dengan mengatakan sebagian besar informasi bersifat rahasia.
Menanggapi pertanyaan dari Reuters, Lithuania dan Luksemburg mengatakan mereka termasuk di antara tujuh negara tersebut.