Venezuela Rebut Penjara Tocoron dari Gangster Terkuat, Ada Kolam Renang hingga Diskotik
loading...
A
A
A
CARACAS - Pemerintah Venezuela pada Rabu mengumumkan pihaknya telah merebut kendali penjara Tocoron dari tangan gangster terkuat; Tren de Aragua.
Sebelum direbut kembali, penjara itu dijadikan markas gangster tersebut dengan dilengkapi fasilitas kebun binatang, kolam renang, hingga diskotik.
Pasukan Venezuela mengerahkan 11.000 personel ketika meluncurkan operasi besar-besaran merebut kembali penjara Tocoron dari gangster Tren de Aragua yang memiliki wilayah operasi internasional.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengucapkan selamat kepada aparat penegak hukum karena telah mendapatkan kembali kendali penuh atas penjara di negara bagian Aragua di wilayah utara, dan menambahkan bahwa operasi tersebut telah menghancurkan pusat konspirasi dan kejahatan.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Nicolas Maduro memuji keberhasilan besar pasukan Venezuela dalam memerangi organisasi kriminal.
Setelah pemerintah mengumumkan evakuasi total penjara tersebut, Menteri Dalam Negeri Remigio Ceballos mengatakan kepada stasiun televisi negara; VTV, bahwa para narapidana dipindahkan ke fasilitas lain.
Lusinan kerabat yang tinggal di dalam penjara bersama narapidana berkumpul di luar untuk mencari berita.
"Saya menunggu untuk mendengar ke mana mereka akan membawa suami saya...Saya tinggal di sana, namun mereka mengusir kami," kata Gladys Hernandez, seperti dikutip AFP, Kamis (21/9/2023).
Tim AFP melihat petugas keamanan membawa sepeda motor, televisi, AC, dan microwave keluar dari penjara.
"Itu milik kami!" teriak salah satu wanita di luar.
Tampaknya beberapa narapidana melarikan diri selama operasi tersebut, ketika pernyataan pemerintah kemudian mengumumkan operasi "tahap kedua" untuk "pencarian dan penangkapan" terhadap "penjahat buronan".
Tren de Aragua, gangster lokal paling kuat di Venezuela, terlibat dalam kejahatan di seluruh negeri dan telah menyebarkan tentakelnya ke negara-negara tetangga.
Menurut penyelidikan jurnalis Venezuela; Ronna Risquez, geng tersebut memiliki sekitar 5.000 anggota.
Kelompok ini muncul satu dekade lalu dan terlibat dalam penculikan, perampokan, perdagangan narkoba, prostitusi dan pemerasan. Tren de Aragua juga terkait dengan penambangan emas ilegal.
Lembaga think tank InSight Crime mengatakan geng tersebut juga merupakan pemain utama dalam penyelundupan migran.
Risquez mengatakan kepada AFP bahwa geng tersebut "memanfaatkan" krisis ekonomi dan politik Venezuela selama dekade terakhir untuk memperluas operasinya, dan kini hadir di setidaknya delapan negara Amerika Latin lainnya.
Dia mengatakan Tocoron, sebelum operasi besar pasukan keamanan, sepenuhnya berada di tangan gangster tersebut.
"Di dalam, orang-orang yang saya lihat membawa senjata adalah tahanan yang tergabung dalam organisasi. Mereka menjaga penjara tetapi bukan untuk negara," katanya.
Dia menggambarkan penjara itu sebagai "hotel" bagi para pemimpin geng, dengan bank, lapangan baseball, restoran, dan bahkan diskotik.
Pemimpin geng tersebut adalah Hector Guerrero Flores, yang menjalani hukuman 17 tahun penjara karena pembunuhan dan perdagangan narkoba. Demikian disampaikan Carlos Nieto, koordinator A Window for Freedom, sebuah LSM hak-hak narapidana.
Meski demikian, kata Risquez, sebelum operasi dia tampak datang dan pergi dari Tocoron sesuka hati.
Menurut Observatorium Penjara Venezuela, lebih dari 50 persen penjara di negara itu penuh sesak dan kondisi penahanan yang buruk.
Nieto mengatakan penggerebekan itu merupakan pengakuan atas kekacauan penjara dan betapa lalainya pemerintah dalam menyelesaikannya.
Sebelum direbut kembali, penjara itu dijadikan markas gangster tersebut dengan dilengkapi fasilitas kebun binatang, kolam renang, hingga diskotik.
Pasukan Venezuela mengerahkan 11.000 personel ketika meluncurkan operasi besar-besaran merebut kembali penjara Tocoron dari gangster Tren de Aragua yang memiliki wilayah operasi internasional.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengucapkan selamat kepada aparat penegak hukum karena telah mendapatkan kembali kendali penuh atas penjara di negara bagian Aragua di wilayah utara, dan menambahkan bahwa operasi tersebut telah menghancurkan pusat konspirasi dan kejahatan.
Dalam pernyataan resminya, Presiden Nicolas Maduro memuji keberhasilan besar pasukan Venezuela dalam memerangi organisasi kriminal.
Setelah pemerintah mengumumkan evakuasi total penjara tersebut, Menteri Dalam Negeri Remigio Ceballos mengatakan kepada stasiun televisi negara; VTV, bahwa para narapidana dipindahkan ke fasilitas lain.
Lusinan kerabat yang tinggal di dalam penjara bersama narapidana berkumpul di luar untuk mencari berita.
"Saya menunggu untuk mendengar ke mana mereka akan membawa suami saya...Saya tinggal di sana, namun mereka mengusir kami," kata Gladys Hernandez, seperti dikutip AFP, Kamis (21/9/2023).
Tim AFP melihat petugas keamanan membawa sepeda motor, televisi, AC, dan microwave keluar dari penjara.
"Itu milik kami!" teriak salah satu wanita di luar.
Tampaknya beberapa narapidana melarikan diri selama operasi tersebut, ketika pernyataan pemerintah kemudian mengumumkan operasi "tahap kedua" untuk "pencarian dan penangkapan" terhadap "penjahat buronan".
Tren de Aragua, Gangster Terkuat Venezuela
Tren de Aragua, gangster lokal paling kuat di Venezuela, terlibat dalam kejahatan di seluruh negeri dan telah menyebarkan tentakelnya ke negara-negara tetangga.
Menurut penyelidikan jurnalis Venezuela; Ronna Risquez, geng tersebut memiliki sekitar 5.000 anggota.
Kelompok ini muncul satu dekade lalu dan terlibat dalam penculikan, perampokan, perdagangan narkoba, prostitusi dan pemerasan. Tren de Aragua juga terkait dengan penambangan emas ilegal.
Lembaga think tank InSight Crime mengatakan geng tersebut juga merupakan pemain utama dalam penyelundupan migran.
Risquez mengatakan kepada AFP bahwa geng tersebut "memanfaatkan" krisis ekonomi dan politik Venezuela selama dekade terakhir untuk memperluas operasinya, dan kini hadir di setidaknya delapan negara Amerika Latin lainnya.
Dia mengatakan Tocoron, sebelum operasi besar pasukan keamanan, sepenuhnya berada di tangan gangster tersebut.
"Di dalam, orang-orang yang saya lihat membawa senjata adalah tahanan yang tergabung dalam organisasi. Mereka menjaga penjara tetapi bukan untuk negara," katanya.
Dia menggambarkan penjara itu sebagai "hotel" bagi para pemimpin geng, dengan bank, lapangan baseball, restoran, dan bahkan diskotik.
Pemimpin geng tersebut adalah Hector Guerrero Flores, yang menjalani hukuman 17 tahun penjara karena pembunuhan dan perdagangan narkoba. Demikian disampaikan Carlos Nieto, koordinator A Window for Freedom, sebuah LSM hak-hak narapidana.
Meski demikian, kata Risquez, sebelum operasi dia tampak datang dan pergi dari Tocoron sesuka hati.
Menurut Observatorium Penjara Venezuela, lebih dari 50 persen penjara di negara itu penuh sesak dan kondisi penahanan yang buruk.
Nieto mengatakan penggerebekan itu merupakan pengakuan atas kekacauan penjara dan betapa lalainya pemerintah dalam menyelesaikannya.
(mas)