China Respons Keras Sindiran Xi Jinping Diktator oleh Menlu Jerman
loading...
A
A
A
Surat kabar bulan Juli tersebut menggambarkan Beijing sebagai “mitra, pesaing, dan saingan sistemik.”
Baerbock sendiri telah mengambil sikap yang agak keras terhadap China. Pada Agustus, dia mengatakan Beijing memberikan tantangan terhadap “dasar-dasar bagaimana kita hidup bersama di dunia ini.”
Pada bulan April, dia juga menggambarkan beberapa bagian dari perjalanannya ke China sebagai sesuatu yang “lebih dari sekadar mengejutkan,” namun tidak memberikan rincian apa pun.
Menlu Jerman juga menegaskan Berlin tidak boleh naif dan harus menghindari kesalahan berulang yang telah dilakukannya dalam hubungannya dengan Rusia.
Di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, Jerman dikritik karena kebijakan “perubahan melalui perdagangan” terhadap Moskow, yang sebagian besar terkait dengan mantan kanselir Angela Merkel.
Berdasarkan kebijakan ini, Rusia dimaksudkan untuk menjadi lebih dekat dengan Barat melalui hubungan ekonomi.
Merkel sendiri membantah ini adalah tujuannya, dan menambahkan dia hanya berusaha membangun hubungan dengan “negara yang mempunyai senjata nuklir terkuat kedua di dunia.”
Baerbock bukan satu-satunya yang menyebut Xi sebagai “diktator.” Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan hal tersebut pada bulan Juni, hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyelesaikan kunjungannya ke China yang bertujuan meredakan ketegangan antara kedua negara.
Baerbock sendiri telah mengambil sikap yang agak keras terhadap China. Pada Agustus, dia mengatakan Beijing memberikan tantangan terhadap “dasar-dasar bagaimana kita hidup bersama di dunia ini.”
Pada bulan April, dia juga menggambarkan beberapa bagian dari perjalanannya ke China sebagai sesuatu yang “lebih dari sekadar mengejutkan,” namun tidak memberikan rincian apa pun.
Menlu Jerman juga menegaskan Berlin tidak boleh naif dan harus menghindari kesalahan berulang yang telah dilakukannya dalam hubungannya dengan Rusia.
Di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, Jerman dikritik karena kebijakan “perubahan melalui perdagangan” terhadap Moskow, yang sebagian besar terkait dengan mantan kanselir Angela Merkel.
Berdasarkan kebijakan ini, Rusia dimaksudkan untuk menjadi lebih dekat dengan Barat melalui hubungan ekonomi.
Merkel sendiri membantah ini adalah tujuannya, dan menambahkan dia hanya berusaha membangun hubungan dengan “negara yang mempunyai senjata nuklir terkuat kedua di dunia.”
Baerbock bukan satu-satunya yang menyebut Xi sebagai “diktator.” Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan hal tersebut pada bulan Juni, hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyelesaikan kunjungannya ke China yang bertujuan meredakan ketegangan antara kedua negara.
(sya)