China Sebut AS Picu Perang Dingin Baru karena Pilpres

Jum'at, 31 Juli 2020 - 06:34 WIB
loading...
China Sebut AS Picu Perang Dingin Baru karena Pilpres
Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming. Foto/REUTERS/Simon Dawson
A A A
LONDON - Pemerintah China menuduh Amerika Serikat (AS) memicu Perang Dingin baru karena sejumlah politisi Washington mencari kambing hitam untuk meningkatkan dukungan menjelang pemilihan presiden (pilpres) Amerika November mendatang.

Presiden AS Donald Trump telah mengidentifikasi China sebagai saingan utama Barat, dan menuduh Presiden Xi Jinping mengambil keuntungan atas perdagangan dan tidak mengatakan yang sebenarnya atas wabah virus corona baru, yang disebut Trump sebagai "wabah China".

Tuduhan Beijing bahwa Washington sengaja memicu Perang Dingin baru disampaikan Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming. Dia mengatakan Amerika Serikat telah memulai perang dagang dengan China dan bahwa tidak akan ada pemenang dari pendekatan semacam itu. (Baca: AS-China Memanas, Pembom Beijing Latihan Serangan di Laut China Selatan )

"Bukan China yang bersikap keras. Sisi lain Samudra Pasifik yang ingin memulai Perang Dingin baru dengan China, jadi kami harus menanggapinya," kata Liu kepada wartawan. "Kami tidak tertarik pada Perang Dingin, kami tidak tertarik pada perang apa pun," ujarnya seperti dikutip Reuters, Jumat (31/7/2020).

"Kita semua telah melihat apa yang terjadi di Amerika Serikat, mereka mencoba untuk mengkambinghitamkan China, mereka ingin menyalahkan China atas masalah mereka," ujarnya. "Kita semua tahu ini adalah tahun pemilihan (presiden)."

Diplomat Beijing itu tidak menyebut kandidat petahana Donald Trump atau pun calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden yang mengkambinghitamkan China, tetapi dia mengatakan beberapa politisi AS melakukan dan mengatakan apa pun untuk terpilih sebagai presiden.

"Mereka ingin melakukan apa saja termasuk memperlakukan China sebagai musuh," kata Liu. "Mungkin mereka pikir mereka membutuhkan musuh, mereka pikir mereka menginginkan Perang Dingin tetapi kami tidak tertarik, kami terus mengatakan kepada Amerika, China bukan musuh Anda, China adalah teman Anda, mitra Anda," paparnya.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan awal bulan ini bahwa Amerika Serikat ingin membangun koalisi global untuk melawan China ketika dia menuduh Beijing mengeksploitasi pandemi virus corona untuk memperjuangkan kepentingannya sendiri.

Ditanya apakah hubungan dengan Amerika Serikat memburuk tanpa perbaikan, Liu berkata, "Saya kira kita tidak melewati titik yang tidak bisa kembali."

Setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan larangan terhadap keikutsertaan Huawei dalam jaringan 5G, Liu dengan terus terang memperingatkan bahwa Inggris tidak akan memiliki masa depan jika berusaha memisahkan diri dari negara komunis tersebut.

"Sulit membayangkan 'Global Britain' yang mem-bypass atau mengecualikan China, memisahkan dari China berarti memisahkan dari peluang, memisahkan dari pertumbuhan dan memisahkan dari masa depan," kata Liu.

Dia mengatakan London telah meracuni hubungan kedua negara dengan campur tangan di bekas koloninya, yakni Hong Kong, dan memperingatkan bahwa Inggris akan "membayar mahal" jika ingin memperlakukan China sebagai negara yang bermusuhan.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)