AS-China Memanas, Pembom Beijing Latihan Serangan di Laut China Selatan
loading...
A
A
A
BEIJING - Dua pesawat pembom H-6G dan H-6J Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China melakukan latihan serangan di Laut China Selatan . Manuver ini berlangsung di saat ketegangan antara Beijing dan Washington sedang memanas.
Kementerian Pertahanan China pada Kamis (30/7/2020) mengatakan baik pembom H-6G maupun H-6J PLA mensimulasikan lepas landas malam hari, serangan jarak jauh dan serangan terhadap target laut.
Juru bicara kementerian tersebut, Ren Guoqiang, mengatakan latihan itu bagian dari operasi reguler militer Beijing untuk meningkatkan kesiapan tempurnya. Dia tidak menentukan secara pasti lokasi latihan atau pun kapan manuver itu terjadi. (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
Sementara itu, pada hari yang sama, Komando Teater Selatan PLA mengatakan bahwa armada tiga fregat—Liupanshui, Qujing dan Meizhou—mengambil bagian dalam latihan di Laut China Selatan awal bulan ini.
Amerika Serikat (AS) dan China telah bersitegang dalam beberapa bulan terakhir di perairan strategis tersebut.
Awal bulan ini, Washington secara resmi menyebut sebagian besar klaim maritim China di Laut China Selatan adalah ilegal. Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo mengatakan bahwa AS dan dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan jalur air internasional sebagai "kerajaan maritim".
Namun, Ren menegaskan bahwa China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Laut China Selatan. Ren mengatakan latihan perang yang dipimpin kelompok tempur kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Nimitz adalah bukti dari "sikap hegemonik" Amerika dalam mengganggu perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
"Kami menuntut pihak AS berhenti mengeluarkan pernyataan yang salah, menghentikan tindakan militer provokatifnya di Laut China Selatan dan berhenti menebarkan perselisihan di antara negara-negara di kawasan itu," katanya, seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (31/7/2020).
Pensiunan perwira Angkatan Laut PLA Wang Yunfei mengatakan pekan lalu bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan mendadak pada fitur-fitur di Laut China Selatan yang diklaim oleh Beijing dalam upaya untuk meningkatkan tawaran pemilu-nya. (Baca juga: Punya Rudal Anti-Kapal, China Tak Takut 3 Kapal Induk AS )
Menurut Wang dalam artikelnya di situs Phoenix Television mengatakan Scarborough Shoal, yang juga diklaim oleh Filipina, adalah salah satu opsi yang paling mungkin diserang AS.
Kementerian Pertahanan China pada Kamis (30/7/2020) mengatakan baik pembom H-6G maupun H-6J PLA mensimulasikan lepas landas malam hari, serangan jarak jauh dan serangan terhadap target laut.
Juru bicara kementerian tersebut, Ren Guoqiang, mengatakan latihan itu bagian dari operasi reguler militer Beijing untuk meningkatkan kesiapan tempurnya. Dia tidak menentukan secara pasti lokasi latihan atau pun kapan manuver itu terjadi. (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
Sementara itu, pada hari yang sama, Komando Teater Selatan PLA mengatakan bahwa armada tiga fregat—Liupanshui, Qujing dan Meizhou—mengambil bagian dalam latihan di Laut China Selatan awal bulan ini.
Amerika Serikat (AS) dan China telah bersitegang dalam beberapa bulan terakhir di perairan strategis tersebut.
Awal bulan ini, Washington secara resmi menyebut sebagian besar klaim maritim China di Laut China Selatan adalah ilegal. Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo mengatakan bahwa AS dan dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan jalur air internasional sebagai "kerajaan maritim".
Namun, Ren menegaskan bahwa China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Laut China Selatan. Ren mengatakan latihan perang yang dipimpin kelompok tempur kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Nimitz adalah bukti dari "sikap hegemonik" Amerika dalam mengganggu perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
"Kami menuntut pihak AS berhenti mengeluarkan pernyataan yang salah, menghentikan tindakan militer provokatifnya di Laut China Selatan dan berhenti menebarkan perselisihan di antara negara-negara di kawasan itu," katanya, seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (31/7/2020).
Pensiunan perwira Angkatan Laut PLA Wang Yunfei mengatakan pekan lalu bahwa Presiden AS Donald Trump mungkin mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan mendadak pada fitur-fitur di Laut China Selatan yang diklaim oleh Beijing dalam upaya untuk meningkatkan tawaran pemilu-nya. (Baca juga: Punya Rudal Anti-Kapal, China Tak Takut 3 Kapal Induk AS )
Menurut Wang dalam artikelnya di situs Phoenix Television mengatakan Scarborough Shoal, yang juga diklaim oleh Filipina, adalah salah satu opsi yang paling mungkin diserang AS.