Korea Utara Akui Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata
loading...
A
A
A
Sekitar 20 menit setelah peringatan tersebut, pemerintah Jepang menindaklanjuti dengan pemberitahuan bahwa rudal tersebut telah melewati Samudera Pasifik dan mencabut peringatan darurat.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan peluncuran rudal yang berulang kali merupakan ancaman terhadap keamanan regional.
“Kami akan memprotes keras Korea Utara dan mengutuknya sekeras-kerasnya,” katanya.
Matsuno mengatakan sebagian roket jatuh ke Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan Samudera Pasifik.
Militer Korsel mengecam peluncuran tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korea Utara.
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, membenarkan bahwa militer AS mengetahui peluncuran rudal oleh Korut tetapi menolak memberikan rincian.
Upaya Korut pada tanggal 31 Mei untuk meluncurkan roket satelit Chollima-1 juga gagal, dengan booster dan muatannya jatuh ke laut setelah kegagalan pada tahap kedua. Media pemerintah menyalahkan kegagalan tersebut pada sistem mesin dan bahan bakar baru yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan.
Korsel menemukan kembali bagian-bagian dari roket yang gagal tersebut, termasuk muatan satelit, yang menurut mereka tampaknya tidak memiliki kemampuan militer.
Bukan suatu kejutan besar bahwa peluncuran pada hari ini tampaknya juga gagal, namun laporan media pemerintah menunjukkan bahwa Korut telah membuat beberapa kemajuan sejak jatuhnya satelit pada bulan Mei, kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan peluncuran rudal yang berulang kali merupakan ancaman terhadap keamanan regional.
“Kami akan memprotes keras Korea Utara dan mengutuknya sekeras-kerasnya,” katanya.
Matsuno mengatakan sebagian roket jatuh ke Laut Kuning, Laut Cina Timur, dan Samudera Pasifik.
Militer Korsel mengecam peluncuran tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi rudal balistik oleh Korea Utara.
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, membenarkan bahwa militer AS mengetahui peluncuran rudal oleh Korut tetapi menolak memberikan rincian.
Upaya Korut pada tanggal 31 Mei untuk meluncurkan roket satelit Chollima-1 juga gagal, dengan booster dan muatannya jatuh ke laut setelah kegagalan pada tahap kedua. Media pemerintah menyalahkan kegagalan tersebut pada sistem mesin dan bahan bakar baru yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan.
Korsel menemukan kembali bagian-bagian dari roket yang gagal tersebut, termasuk muatan satelit, yang menurut mereka tampaknya tidak memiliki kemampuan militer.
Bukan suatu kejutan besar bahwa peluncuran pada hari ini tampaknya juga gagal, namun laporan media pemerintah menunjukkan bahwa Korut telah membuat beberapa kemajuan sejak jatuhnya satelit pada bulan Mei, kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.