6 Kontroversi Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, Pencetus Gerakan Perebutan Masjid Al-Aqsa
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Popularitas Itamar Ben-Gvir karena memicu kontroversi karena dia ingin menyerbu dan menguasai kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Itamar Ben-Gvir, pemimpin faksi Kekuatan Yahudi Israel , mampu mencetak kemenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aliansi politik mereka, Zionisme Religius, telah memenangkan 14 kursi di parlemen Israel, peningkatan luar biasa dari empat kursi yang mereka menangkan pada tahun 2021.
Meski menjadi menteri keamanan nasional Israel, Ben-Gvir, tidak pernah bertugas di tentara Israel. Sejak awal, dia selalu menuntut untuk diangkat sebagai menteri keamanan publik - secara efektif mengambil alih polisi - dalam pemerintahan yang akan dibentuk oleh Benjamin Netanyahu.
Foto/Reuters
Ben-Gvir berulang kali memimpin puluhan ribu nasionalis Yahudi berbaris melalui Kota Tua dan ingin merebut Masjid Al-Aqsa.
"Yerusalem adalah jiwa kami," tulis Ben-Gvir di Telegram, di samping foto dirinya di lokasi di jantung Kota Tua.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan dikelola oleh Yordania. Non-Muslim diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut, tetapi tidak berdoa di sana.
Kompleks itu juga merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang berdoa di bawahnya di Tembok Barat.
Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, mengecam kunjungan terakhir Ben-Gvir ke situs tersebut. Israel akan "memikul tanggung jawab atas serangan biadab para menterinya dan kawanan pemukim," tulis kelompok itu di Telegram.
Serbuan ke Masjid Al-Aqsa dimulai pada 2021 ,Ben-Gvir, anggota parlemen yang kontroversial itu telah mempelopori penyerbuan pemukim ke kompleks Al-Aqsa, memindahkan kantor parlementernya ke halaman di samping rumah Palestina - yang penduduknya diancam akan diusir pemukim - dan menyebut Haaretz "surat kabar Hamas".
Ben-Gvir, yang tinggal di pemukiman ilegal Kiryat Arba di kota Hebron, Palestina, mentweet pada hari Rabu, "Selamat pagi, orang-orang Israel." "Waktunya telah tiba untuk pemerintahan sayap kanan penuh. Saatnya menjadi tuan tanah di negara kita!" dia menambahkan.
Foto/Reuters
Itamar Ben-Gvir, pemimpin faksi Kekuatan Yahudi Israel , mampu mencetak kemenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Aliansi politik mereka, Zionisme Religius, telah memenangkan 14 kursi di parlemen Israel, peningkatan luar biasa dari empat kursi yang mereka menangkan pada tahun 2021.
Meski menjadi menteri keamanan nasional Israel, Ben-Gvir, tidak pernah bertugas di tentara Israel. Sejak awal, dia selalu menuntut untuk diangkat sebagai menteri keamanan publik - secara efektif mengambil alih polisi - dalam pemerintahan yang akan dibentuk oleh Benjamin Netanyahu.
Berikut adalah 6 kontroversi Menteri Keamanan Nasional sayap kanan srael Itamar Ben-Gvir.
1. Ingin Mengusir Umat Islam dari Masjid Al-Aqsa
Foto/Reuters
Ben-Gvir berulang kali memimpin puluhan ribu nasionalis Yahudi berbaris melalui Kota Tua dan ingin merebut Masjid Al-Aqsa.
"Yerusalem adalah jiwa kami," tulis Ben-Gvir di Telegram, di samping foto dirinya di lokasi di jantung Kota Tua.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan dikelola oleh Yordania. Non-Muslim diizinkan untuk mengunjungi situs tersebut, tetapi tidak berdoa di sana.
Kompleks itu juga merupakan situs paling suci bagi orang Yahudi, yang berdoa di bawahnya di Tembok Barat.
Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, mengecam kunjungan terakhir Ben-Gvir ke situs tersebut. Israel akan "memikul tanggung jawab atas serangan biadab para menterinya dan kawanan pemukim," tulis kelompok itu di Telegram.
Serbuan ke Masjid Al-Aqsa dimulai pada 2021 ,Ben-Gvir, anggota parlemen yang kontroversial itu telah mempelopori penyerbuan pemukim ke kompleks Al-Aqsa, memindahkan kantor parlementernya ke halaman di samping rumah Palestina - yang penduduknya diancam akan diusir pemukim - dan menyebut Haaretz "surat kabar Hamas".
Ben-Gvir, yang tinggal di pemukiman ilegal Kiryat Arba di kota Hebron, Palestina, mentweet pada hari Rabu, "Selamat pagi, orang-orang Israel." "Waktunya telah tiba untuk pemerintahan sayap kanan penuh. Saatnya menjadi tuan tanah di negara kita!" dia menambahkan.
2. Menjadi Yahudi Radikal sejak Kecil
Foto/Reuters