Parlemen China Tunjuk Wang Yi sebagai Menteri Luar Negeri

Selasa, 25 Juli 2023 - 20:15 WIB
loading...
A A A
Keputusan hari Selasa datang sehari setelah pertemuan Politbiro Partai Komunis China, badan pembuat keputusan tertinggi negara itu, pada hari Senin.

Siapakah Wang Yi?


Wang adalah menteri luar negeri terlama ketiga dalam sejarah RRC, dengan masa jabatan sembilan tahun sembilan bulan hanya dilampaui oleh Qian Qichen (1988-1998) dan Marsekal Chen Yi (1958-1972).

Lahir di Beijing pada tahun 1953, Wang bertugas di Korps Tentara Konstruksi Timur Laut di provinsi Heilongjiang, China, yang berbatasan dengan Rusia, selama delapan tahun setelah lulus SMA pada tahun 1969.

Pada tahun 1977, dia mendaftar di Universitas Studi Internasional Beijing, salah satu sekolah paling bergengsi di China, dan belajar bahasa Jepang.

Bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1981 dan lulus pada tahun 1982, dia memulai karirnya sebagai diplomat, bertugas di Kedutaan Besar China di Tokyo antara tahun 1989 dan 1994.

Fasih berbahasa Jepang dan Inggris, dia juga akan bertindak sebagai sarjana tamu di Institut Hubungan Luar Negeri di Universitas Georgetown antara tahun 1997 dan 1998, bersamaan dengan pekerjaannya sebagai direktur jenderal Departemen Urusan Asia Kementerian Luar Negeri.

Wang dipromosikan menjadi wakil menteri luar negeri pada tahun 2001, menjabat sebagai duta besar untuk Jepang antara tahun 2004 dan 2007, dan direktur Kantor Komite Pusat CPC Taiwan antara tahun 2008 dan 2013. Diplomat itu menjadi anggota Politbiro pada Oktober 2022.

Selama masa jabatan pertamanya sebagai menteri luar negeri antara 2013 dan akhir 2022, Wang terbukti berperan penting dalam mempromosikan agenda internasional Presiden China dan Sekretaris Jenderal CPC Xi Jinping.

Peran pentingnya tercatat mulai dari proyek infrastruktur One Belt One Road yang ambisius, hingga promosi institusi negara Asia seperti BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai sebagai alternatif tatanan dunia unipolar yang dipimpin AS, hingga kemajuan Beijing dalam hubungan kerja sama strategisnya dengan Moskow.

Pada Februari 2023, pada peringatan satu tahun operasi militer khusus Rusia di Ukraina, Wang menguraikan rencana perdamaian 12 poin, yang mengusulkan penghentian permusuhan, perlindungan warga sipil dan tawanan perang, menghentikan sanksi sepihak, menghormati kedaulatan semua negara, dan meninggalkan mentalitas Perang Dingin yang mempromosikan keamanan beberapa negara dengan mengorbankan negara lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1370 seconds (0.1#10.140)