Korut Akan Kembali Coba Luncurkan Satelit Mata-mata
loading...
A
A
A
SEOUL - Para pejabat tinggi Korea Utara (Korut) berjanji untuk mendorong upaya kedua untuk meluncurkan satelit mata-mata . Bulan lalu, Korut gagal meluncurkan satelit mata-mata.
Seperti dilaporkan AP, pada akhir Mei, sebuah roket Korut yang membawa satelit pengintaian militer jatuh sesaat setelah lepas landas. Insiden ini menimbulkan kemunduran bagi hasrat pemimpin Kim Jong-un untuk memperoleh sistem pengawasan berbasis ruang angkasa untuk memantau Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) dengan lebih baik.
Peluncuran yang gagal dan upaya Korut untuk memodernisasi persenjataannya dibahas secara mendalam pada pertemuan tiga hari partai yang berkuasa yang berakhir Minggu (18/6/2023). Rapat itu dihadiri langsung oleh Jong-un dan pejabat tinggi Korut lainnya.
Laporan Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) tidak dengan jelas mengatakan siapa yang berbicara, tetapi mengatakan laporan pertemuan itu "mengkritik dengan pedas para pejabat yang secara tidak bertanggung jawab melakukan persiapan untuk peluncuran satelit."
“Laporan tersebut menetapkan tugas bagi para pejabat dan ilmuwan untuk mempelajari pelajaran dari kegagalan peluncuran, menemukan apa yang menyebabkan jatuhnya roket dan melakukan peluncuran yang sukses dalam rentang waktu singkat,” sebut laporan kata KCNA, Senin (19/6/2023), seperti dikutip dari AP.
Tidak disebutkan secara pasti kapan Korut akan mencoba peluncuran kedua. Tetapi, agen mata-mata Korsel sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa kemungkinan akan memakan waktu "lebih dari beberapa minggu" bagi Korut untuk menentukan apa yang salah dalam peluncuran yang gagal itu.
Kelompok pemantau Korut melaporkan, pembersihan atau pemecatan ilmuwan atau orang lain yang terlibat dalam peluncuran yang gagal. Pengamat mengatakan, Jong-un telah memperlakukan para ilmuwan dan teknisi dengan baik, yang bekerja dalam program pengembangan senjata negara itu.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari beberapa aset militer berteknologi tinggi yang secara terbuka dijanjikan Jong-un akan diperoleh untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan yang dipimpin AS.
Sistem senjata lain yang ingin dimiliki Kim adalah rudal multi-hulu ledak, kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan rudal hipersonik.
Sejak awal tahun 2022, Korut telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal, beberapa di antaranya terkait dengan pengembangan satelit mata-mata dan senjata ampuh lainnya yang masuk dalam daftar keinginan Kim.
Seperti dilaporkan AP, pada akhir Mei, sebuah roket Korut yang membawa satelit pengintaian militer jatuh sesaat setelah lepas landas. Insiden ini menimbulkan kemunduran bagi hasrat pemimpin Kim Jong-un untuk memperoleh sistem pengawasan berbasis ruang angkasa untuk memantau Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) dengan lebih baik.
Peluncuran yang gagal dan upaya Korut untuk memodernisasi persenjataannya dibahas secara mendalam pada pertemuan tiga hari partai yang berkuasa yang berakhir Minggu (18/6/2023). Rapat itu dihadiri langsung oleh Jong-un dan pejabat tinggi Korut lainnya.
Laporan Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) tidak dengan jelas mengatakan siapa yang berbicara, tetapi mengatakan laporan pertemuan itu "mengkritik dengan pedas para pejabat yang secara tidak bertanggung jawab melakukan persiapan untuk peluncuran satelit."
“Laporan tersebut menetapkan tugas bagi para pejabat dan ilmuwan untuk mempelajari pelajaran dari kegagalan peluncuran, menemukan apa yang menyebabkan jatuhnya roket dan melakukan peluncuran yang sukses dalam rentang waktu singkat,” sebut laporan kata KCNA, Senin (19/6/2023), seperti dikutip dari AP.
Tidak disebutkan secara pasti kapan Korut akan mencoba peluncuran kedua. Tetapi, agen mata-mata Korsel sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen, bahwa kemungkinan akan memakan waktu "lebih dari beberapa minggu" bagi Korut untuk menentukan apa yang salah dalam peluncuran yang gagal itu.
Kelompok pemantau Korut melaporkan, pembersihan atau pemecatan ilmuwan atau orang lain yang terlibat dalam peluncuran yang gagal. Pengamat mengatakan, Jong-un telah memperlakukan para ilmuwan dan teknisi dengan baik, yang bekerja dalam program pengembangan senjata negara itu.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari beberapa aset militer berteknologi tinggi yang secara terbuka dijanjikan Jong-un akan diperoleh untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan yang dipimpin AS.
Sistem senjata lain yang ingin dimiliki Kim adalah rudal multi-hulu ledak, kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan rudal hipersonik.
Sejak awal tahun 2022, Korut telah melakukan lebih dari 100 uji coba rudal, beberapa di antaranya terkait dengan pengembangan satelit mata-mata dan senjata ampuh lainnya yang masuk dalam daftar keinginan Kim.
(esn)