Akhiri Konflik Ukraina, Diplomat Top UE: Setop Beri Bantuan Militer ke Kiev
loading...
A
A
A
Kiev segera bereaksi terhadap kata-kata Borrell, menuduhnya memiliki "penekanan yang salah" dalam pidatonya.
"Penarikan bantuan militer Barat pasti tidak dapat segera mengakhiri konflik,” kata pembantu Presiden Volodymr Zelensky, Mikhail Podoliak, di Twitter.
"Itu hanya akan mengarah pada eskalasi lebih lanjut karena permusuhan akan meluas ke wilayah lain,” klaimnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kata-kata Borrell muncul kurang dari sehari setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyatakan skeptis tentang upaya perdamaian Brasil dan China.
"Setiap upaya mediasi akan sia-sia untuk saat ini karena kedua pihak yang berkonflik masih terlibat penuh dalam pertempuran tersebut," katanya kepada media Spanyol, El Pais.
Kremlin pada akhir April mengatakan pihaknya mendukung upaya internasional yang bertujuan untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi mempertahankan bahwa tujuannya dalam kampanye harus dicapai.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip kebutuhan untuk melindungi rakyat Donbass, serta kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian perdamaian Minsk 2014-2015, sebagai alasan untuk meluncurkan operasi Rusia melawan pasukan Ukraina pada Februari 2022. Dia juga mengatakan Rusia mencari “demiliterisasi” dan “denazifikasi” Ukraina.
Moskow juga menuduh Kiev membuat potensi pembicaraan tidak masuk akal karena Ukraina menuntut Rusia menyerahkan semua wilayah yang bergabung setelah referendum, termasuk yang terbaru, pada musim gugur 2022.
"Penarikan bantuan militer Barat pasti tidak dapat segera mengakhiri konflik,” kata pembantu Presiden Volodymr Zelensky, Mikhail Podoliak, di Twitter.
"Itu hanya akan mengarah pada eskalasi lebih lanjut karena permusuhan akan meluas ke wilayah lain,” klaimnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kata-kata Borrell muncul kurang dari sehari setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyatakan skeptis tentang upaya perdamaian Brasil dan China.
"Setiap upaya mediasi akan sia-sia untuk saat ini karena kedua pihak yang berkonflik masih terlibat penuh dalam pertempuran tersebut," katanya kepada media Spanyol, El Pais.
Kremlin pada akhir April mengatakan pihaknya mendukung upaya internasional yang bertujuan untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi mempertahankan bahwa tujuannya dalam kampanye harus dicapai.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip kebutuhan untuk melindungi rakyat Donbass, serta kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian perdamaian Minsk 2014-2015, sebagai alasan untuk meluncurkan operasi Rusia melawan pasukan Ukraina pada Februari 2022. Dia juga mengatakan Rusia mencari “demiliterisasi” dan “denazifikasi” Ukraina.
Moskow juga menuduh Kiev membuat potensi pembicaraan tidak masuk akal karena Ukraina menuntut Rusia menyerahkan semua wilayah yang bergabung setelah referendum, termasuk yang terbaru, pada musim gugur 2022.