Zelensky Menolak Bicara dengan Putin, Menyebutnya Teroris
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna menemukan solusi praktis yang akan mengakhiri perang. Menurutnya, pemimpin Kremlin itu seorang pembohong dan teroris.
Zelensky menyampaikan sikapnya ketika seorang jurnalis Norwegia mengingatkannya bahwa Moskow telah berusaha mengambil jalur diplomatik hingga 24 Februari 2022 atau sebelum Rusia menginvasi Ukraina dengan klaim melakukan operasi militer khusus.
Sebagai tanggapan, Zelensky mengatakan bahwa ketika dia menjadi presiden, dia telah mencoba untuk membangun dialog dan menemukan solusi praktis untuk situasi konflik beku—perang tingkat rendah antara Rusia dan Ukraina yang telah membara sejak Rusia menganeksasi Crimea pada tahun 2014. Versi Moskow, Crimea bukan dianeksasi tapi memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum.
“Saya ingin agar kita menghormati tatanan (internasional), untuk menghormati Piagam PBB. Saya ingin mereka meninggalkan wilayah kami. Saya ingin menyelesaikan ini secara eksklusif dengan cara diplomatik,” kata Zelensky.
Namun, dia menambahkan bahwa semua upaya, panggilan, dan upaya untuk memulai kembali negosiasi Minsk, dan ratusan pertemuan selama hampir dua tahun tidak menghasilkan apa-apa."Karena Rusia tidak ingin menyelesaikan apa pun," ujarnya.
“Itu seperti gurun: Anda tidak didengar, tidak ada yang diinginkan,” kata Zelensky, seperti dikutip dari The New Voice of Ukraine, Senin (1/5/2023).
“Anda terjebak dalam dialog yang tidak ada hasilnya ini, karena (mereka tidak) menginginkan hasil apapun. Konflik beku cocok untuk mereka karena mereka sedang memikirkan cara mendapatkan kembali pengaruh Soviet mereka," paparnya.
“Jika Anda ingin menyelesaikan sesuatu, jika Anda bukan agresor—harus ada percakapan diplomatik. Dan tidak ada. Kami memiliki kesempatan kami.”
Dia melanjutkan, di beberapa titik, Moskow mulai diam dan berhenti menghubungi Ukraina. Namun, belakangan Rusia mulai mengajukan syaratnya melalui negara ketiga.
Zelensky menyampaikan sikapnya ketika seorang jurnalis Norwegia mengingatkannya bahwa Moskow telah berusaha mengambil jalur diplomatik hingga 24 Februari 2022 atau sebelum Rusia menginvasi Ukraina dengan klaim melakukan operasi militer khusus.
Sebagai tanggapan, Zelensky mengatakan bahwa ketika dia menjadi presiden, dia telah mencoba untuk membangun dialog dan menemukan solusi praktis untuk situasi konflik beku—perang tingkat rendah antara Rusia dan Ukraina yang telah membara sejak Rusia menganeksasi Crimea pada tahun 2014. Versi Moskow, Crimea bukan dianeksasi tapi memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum.
“Saya ingin agar kita menghormati tatanan (internasional), untuk menghormati Piagam PBB. Saya ingin mereka meninggalkan wilayah kami. Saya ingin menyelesaikan ini secara eksklusif dengan cara diplomatik,” kata Zelensky.
Namun, dia menambahkan bahwa semua upaya, panggilan, dan upaya untuk memulai kembali negosiasi Minsk, dan ratusan pertemuan selama hampir dua tahun tidak menghasilkan apa-apa."Karena Rusia tidak ingin menyelesaikan apa pun," ujarnya.
“Itu seperti gurun: Anda tidak didengar, tidak ada yang diinginkan,” kata Zelensky, seperti dikutip dari The New Voice of Ukraine, Senin (1/5/2023).
“Anda terjebak dalam dialog yang tidak ada hasilnya ini, karena (mereka tidak) menginginkan hasil apapun. Konflik beku cocok untuk mereka karena mereka sedang memikirkan cara mendapatkan kembali pengaruh Soviet mereka," paparnya.
“Jika Anda ingin menyelesaikan sesuatu, jika Anda bukan agresor—harus ada percakapan diplomatik. Dan tidak ada. Kami memiliki kesempatan kami.”
Dia melanjutkan, di beberapa titik, Moskow mulai diam dan berhenti menghubungi Ukraina. Namun, belakangan Rusia mulai mengajukan syaratnya melalui negara ketiga.