Korban Tewas Aliran Sesat Kenya Capai 95 Orang, 8 di Antaranya Anak-anak
loading...
A
A
A
NAIROBI - Jumlah korban tewas dari gereja yang dipimpin seorang pendeta yang dikultuskan di Kenya , Paul Mackenzie, naik menjadi 95 orang setelah jenazah delapan anak-anak digali dari wismanya pada Rabu waktu setempat.
Anak-anak yang kerabatnya dicurigai sebagai anggota aliran sesat itu diyakini telah membuat diri mereka kelaparan atau melaparkan diri dengan harapan bisa bertemu dengan Yesus.
Kepala daerah Pesisir Rhoda Onyancha mengatakan kepada wartawan bahwa jam malam selama 30 hari telah diberlakukan di daerah tersebut.
"Jumlah total dari mereka yang kehilangan nyawa adalah 95 orang, dan karena ini adalah area di mana kami juga melakukan penangkapan, sejauh ini kami memiliki 22 tahanan," kata Onyancha.
"Tidak seorang pun diizinkan masuk ke dalam," katanya, mengacu pada larangan mengakses situs penggalian yang diberlakukan Kementerian Dalam Negeri Kenya yang menandai kawasan itu sebagai rawan seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (27/4/2023).
Media dan aktor non-negara juga telah dilarang dari situs penggalian.
Penggalian dilakukan satu hari setelah Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki mengunjungi daerah tersebut untuk menilai situasi.
Mackenzie, yang memiliki sebidang tanah seluas 800 hektar, telah dituduh mencuci otak para pengikutnya dan membawa mereka ke kematian.
Pihak berwenang telah berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Munculnya gereja-gereja seperti kultus di Kenya telah menjadi perhatian yang berkembang dengan beberapa pemimpin menggunakan ajaran ekstrim yang membahayakan nyawa pengikut mereka.
Lihat Juga: Hamas Kutuk Kebejatan Moral Israel karena Rekrut Pencari Suaka Afrika untuk Genosida di Gaza
Anak-anak yang kerabatnya dicurigai sebagai anggota aliran sesat itu diyakini telah membuat diri mereka kelaparan atau melaparkan diri dengan harapan bisa bertemu dengan Yesus.
Kepala daerah Pesisir Rhoda Onyancha mengatakan kepada wartawan bahwa jam malam selama 30 hari telah diberlakukan di daerah tersebut.
"Jumlah total dari mereka yang kehilangan nyawa adalah 95 orang, dan karena ini adalah area di mana kami juga melakukan penangkapan, sejauh ini kami memiliki 22 tahanan," kata Onyancha.
"Tidak seorang pun diizinkan masuk ke dalam," katanya, mengacu pada larangan mengakses situs penggalian yang diberlakukan Kementerian Dalam Negeri Kenya yang menandai kawasan itu sebagai rawan seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (27/4/2023).
Media dan aktor non-negara juga telah dilarang dari situs penggalian.
Penggalian dilakukan satu hari setelah Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki mengunjungi daerah tersebut untuk menilai situasi.
Mackenzie, yang memiliki sebidang tanah seluas 800 hektar, telah dituduh mencuci otak para pengikutnya dan membawa mereka ke kematian.
Pihak berwenang telah berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Munculnya gereja-gereja seperti kultus di Kenya telah menjadi perhatian yang berkembang dengan beberapa pemimpin menggunakan ajaran ekstrim yang membahayakan nyawa pengikut mereka.
Lihat Juga: Hamas Kutuk Kebejatan Moral Israel karena Rekrut Pencari Suaka Afrika untuk Genosida di Gaza
(ian)