Aktivis Shermon Burgess Dulu Pimpin Protes Anti-Islam, Sekarang Mualaf

Jum'at, 03 Maret 2023 - 14:17 WIB
loading...
Aktivis Shermon Burgess Dulu Pimpin Protes Anti-Islam, Sekarang Mualaf
Shermon Burgess, salah satu aktivis anti-Islam paling terkenal di Australia telah masuk Islam. Foto/AAP/Mick Tsikas
A A A
SYDNEY - Shermon Burgess, salah satu aktivis anti-Islam paling terkenal di Australia , membuat heboh di kalangan komunitasnya karena memutuskan masuk Islam .

Dia telah menjadi tokoh nasional sejak 2010 karena keterlibatannya dalam kelompok nasionalis sayap kanan yang sekarang sudah tidak ada lagi; United Patriots Front (UPF), Reclaim Australia, dan Australian Defence League.

Burgess terkenal karena perannya dalam protes anti-Islam tahun 2015 yang berpusat pada pembangunan masjid di Bendigo.

Baca juga: Pastor Katolik Terkemuka AS Picu Kehebohan karena Masuk Islam


Dalam aksi itu, dia berperan penting dalam mengorganisir lusinan protes bersama tokoh neo-Nazi Blair Cottrell dan Neil Erikson.

Pada puncaknya, halaman media sosialnya "The Great Aussie Patriot" membagikan konten rasis dan menghasut kepada puluhan ribu pengikut.

Setengah dekade kemudian, akun Facebook pribadi Burgess sekarang dihiasi dengan foto sampul bendera Palestina yang dilapisi dengan kalimat Syahadat dan menampilkan posting-an yang memuji mural doa Islam di kota regional Jindabyne.

Burgess mengonfirmasi kepada media independen Australia, Crikey, Jumat (3/3/2023), bahwa dia dan mantan aktivis anti-Islam lainnya telah mengucap Syahadat dan disambut oleh masjid setempat.

“Komunitas Muslim sangat baik dan luar biasa, jika Anda membutuhkan bantuan, mereka ada di sana,” katanya.

Burgess mengatakan dia membalik keyakinannya—pernah mengatakan bahwa "multikulturalisme telah gagal, Islam tidak sesuai dengan cara hidup kita"—setelah menyaksikan kekuatan gerakan kebebasan Australia: anti-vaksin, anti-pemerintah, dan aktivisme multikultural yang dipicu konspirasi yang muncul dari pandemi Covid-19.

Protesnya menarik kerumunan beragam komunitas etnis, budaya, dan agama yang berbeda yang disatukan oleh penentangan mereka terhadap langkah-langkah kesehatan atas pandemi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)