Elon Musk Bagikan Video Menlu UEA soal Ekstremisme, Dicap Menjelek-jelekkan Citra Islam
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Elon Musk mendukung video lama Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed yang memperingatkan tentang meningkatnya ekstremisme di kalangan Muslim di Eropa.
Miliarder pemilik platform media sosial X dan CEO Tesla tersebut membagikan ulang video lama itu, menambahkan komentar: "Dia tahu apa yang dia bicarakan".
Video tersebut, bertanggal April 2019, menampilkan Abdullah bin Zayed dan diposting oleh outlet berita Polandia; Visegrad24, yang berhaluan sayap kanan dan rawan disinformasi.
“Akan datang suatu hari di mana kita akan melihat lebih banyak ekstremis radikal dan teroris keluar dari Eropa, karena kurangnya pengambilan keputusan,” kata menteri UEA dalam video tersebut yang dibagikan ulang Elon Musk di X, sebagaimana dilansir New Arab, Selasa (30/4/2024).
Menurut menteri tersebut, hal itu akan terjadi karena orang-orang berasumsi bahwa mereka mengetahui Timur Tengah dan Islam.
Sang menteri kemudian mengecam hal itu sebagai "ketidaktahuan murni".
Pemerintah UEA dikenal karena sikapnya yang sangat menentang Islam politik, dan melakukan upaya ekstrem selama beberapa dekade terakhir untuk melawannya di seluruh dunia Arab, seringkali dengan mendukung tindakan keras dan perang saudara.
Komentar Musk atas video tersebut mendapat reaksi luas dari jurnalis, aktivis, dan komentator politik.
Anas Altikriti, pendiri Cordoba Foundation yang berbasis di Inggris yang mengatakan misinya adalah untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara dunia Muslim dan Barat, mengecam video tersebut dan mengkritik pernyataan Musk sebagai “komentar tidak masuk akal” dan menambahkan bahwa komentar tersebut “sangat menggambarkan gambaran yang suram dan meresahkan".
Dia menambahkan bahwa menyalahkan masjid, organisasi Muslim, dan proyek penjangkauan komunitas di mana warga Muslim di negara-negara Eropa terlibat secara politik atau lainnya telah digunakan sebagai “sasaran empuk oleh negara-negara dan pemerintah Eropa yang gagal menyelesaikan kekacauan mereka sendiri”.
Miliarder pemilik platform media sosial X dan CEO Tesla tersebut membagikan ulang video lama itu, menambahkan komentar: "Dia tahu apa yang dia bicarakan".
He knows what he’s talking about https://t.co/2b9CCvQdPp — Elon Musk (@elonmusk) April 28, 2024
Video tersebut, bertanggal April 2019, menampilkan Abdullah bin Zayed dan diposting oleh outlet berita Polandia; Visegrad24, yang berhaluan sayap kanan dan rawan disinformasi.
“Akan datang suatu hari di mana kita akan melihat lebih banyak ekstremis radikal dan teroris keluar dari Eropa, karena kurangnya pengambilan keputusan,” kata menteri UEA dalam video tersebut yang dibagikan ulang Elon Musk di X, sebagaimana dilansir New Arab, Selasa (30/4/2024).
Menurut menteri tersebut, hal itu akan terjadi karena orang-orang berasumsi bahwa mereka mengetahui Timur Tengah dan Islam.
Sang menteri kemudian mengecam hal itu sebagai "ketidaktahuan murni".
Pemerintah UEA dikenal karena sikapnya yang sangat menentang Islam politik, dan melakukan upaya ekstrem selama beberapa dekade terakhir untuk melawannya di seluruh dunia Arab, seringkali dengan mendukung tindakan keras dan perang saudara.
Komentar Musk atas video tersebut mendapat reaksi luas dari jurnalis, aktivis, dan komentator politik.
Anas Altikriti, pendiri Cordoba Foundation yang berbasis di Inggris yang mengatakan misinya adalah untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara dunia Muslim dan Barat, mengecam video tersebut dan mengkritik pernyataan Musk sebagai “komentar tidak masuk akal” dan menambahkan bahwa komentar tersebut “sangat menggambarkan gambaran yang suram dan meresahkan".
Dia menambahkan bahwa menyalahkan masjid, organisasi Muslim, dan proyek penjangkauan komunitas di mana warga Muslim di negara-negara Eropa terlibat secara politik atau lainnya telah digunakan sebagai “sasaran empuk oleh negara-negara dan pemerintah Eropa yang gagal menyelesaikan kekacauan mereka sendiri”.