Tabrakan Kereta Api Tewaskan 43 Orang, Protes Meletus di Yunani

Kamis, 02 Maret 2023 - 17:47 WIB
loading...
Tabrakan Kereta Api...
Aksi protes meletus di Yunani setelah terjadinya tabrakan kereta api yang menewaskan 43 orang. Foto/BBC
A A A
ATHENA - Aksi protes meletus di Yunani atas kecelakaan kereta api yang menewaskan 43 orang. Sejumlah pihak memandang bahwa kecelakaan itu hanya tinggal menunggu waktu untuk terjadi.

Sebuah acara juga diadakan di Athena, di luar kantor Hellenic Train, perusahaan yang bertanggung jawab memelihara jalur kereta api Yunani. Namun keadaan keadaan berubah menjadi kekerasan, dengan polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang melempar batu dan menyalakan api di jalanan.

Protes juga terjadi di Thessaloniki dan kota Larissa, di dekat lokasi tabrakan terjadi pada Selasa malam.

Pemerintah Yunani mengatakan penyelidikan independen akan memberikan keadilan kepada para korban kecelakaan.

Tiga hari berkabung nasional telah diumumkan di seluruh negeri setelah insiden tersebut, di mana kereta penumpang menabrak kereta barang, menyebabkan gerbong depan terbakar. Gerbong depan kereta penumpang sebagian besar hancur.

Banyak dari 350 penumpang di dalamnya adalah pelajar berusia 20-an yang kembali ke Thessaloniki setelah akhir pekan yang panjang merayakan Prapaskah Ortodoks Yunani.

Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan kesalahan manusia yang tragis harus disalahkan atas bencana tersebut.



Seorang kepala stasiun berusia 59 tahun di Larissa telah didakwa melakukan pembunuhan karena kelalaian. Dia membantah melakukan kesalahan, menyalahkan kecelakaan itu karena kesalahan teknis.

Anggota serikat pekerja percaya sistem keselamatan tidak berfungsi dengan baik, dengan peringatan berulang tentang hal ini selama bertahun-tahun.

Sebagai protes dan berkabung, pekerja kereta api berencana melakukan pemogokan pada hari Kamis (2/3/2023) ini atas apa yang mereka katakan sebagai pengabaian resmi perkeretaapian.

"Rasa sakit telah berubah menjadi kemarahan bagi puluhan rekan kerja dan sesama warga yang tewas dan terluka," kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pemogokan tersebut.

"Penghormatan yang ditunjukkan selama bertahun-tahun oleh pemerintah kepada perkeretaapian Yunani menyebabkan hasil yang tragis," sambung pernyataan itu dalam komentar yang dikutip oleh kantor berita Reuters yang disitir BBC.

Menteri Transportasi Yunani Kostas Karamanlis mengundurkan diri karena peristiwa tersebut. Ia mengatakan akan bertanggung jawab atas "kegagalan lama" pihak berwenang untuk memperbaiki sistem kereta api yang menurutnya tidak cocok untuk abad ke-21.

Tetapi di luar rumah sakit tempat jenazah korban kecelakaan kereta api dibawa, sebuah spanduk digantung yang mengklaim bahwa setiap kegagalan sistemik akan ditutup-tutupi dalam penyelidikan resmi yang sedang berlangsung.

Pada acara hening cipta untuk mengenang para korban insiden tersebut di Larissa pada hari Rabu, seorang demonstran mengatakan dia merasa bencana itu hanya masalah waktu.



"Jaringan kereta api tampak bermasalah, dengan staf yang lelah dan dibayar rendah," kata Nikos Savva, seorang mahasiswa kedokteran dari Siprus, kepada kantor berita AFP.

Ia menambahkan kepala stasiun yang ditangkap seharusnya tidak membayar harga untuk seluruh sistem yang sakit.

"Ini adalah kecelakaan yang tidak dapat diterima. Kami telah mengetahui situasi ini selama 30 tahun," kata seorang dokter yang berbasis di Larissa, Costas Bargiotas, kepada AFP.

Di lokasi kecelakaan kereta terburuk di negara itu, tim penyelamat kembali bekerja sepanjang malam.

Keluarga telah tiba di rumah sakit terdekat untuk memberikan sampel DNA agar orang yang mereka cintai yang hilang dapat diidentifikasi.

Tetapi ini akan menjadi proses yang semakin sulit karena lebih banyak jasadd diambil dari mereka yang berada di depan kereta penumpang dan yang menanggung kekuatan penuh dari tabrakan langsung dan api yang kemudian mengoyak gerbong mereka.

Juru bicara pemadam kebakaran Vassilis Varthakogiannis mengatakan suhu di dalam gerbong pertama telah mencapai 1.300C, yang membuat sulit untuk mengidentifikasi orang-orang yang berada di dalam.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1723 seconds (0.1#10.140)