Diungkap AS, Ini Kelemahan Rudal Hipersonik Rusia yang Diklaim Tak Terkalahkan
loading...
A
A
A
Jeffrey Lewis, seorang profesor di Middlebury Institute dan anggota Dewan Penasihat Keamanan Internasional Departemen Luar Negeri AS, memuji laporan CBO."Terima kasih Tuhan CBO menyebutnya seperti itu,” katanya kepada VICE, Sabtu (4/2/2023).
Menurut laporan CBO, teknologi hipersonik masih memiliki jalan panjang, dan tantangan terbesarnya adalah panas. Objek yang bergerak dengan kecepatan Mach 5 menghasilkan panas yang luar biasa dan senjata ini bisa menjadi sangat panas sehingga merusak dirinya sendiri.
“Melindungi elektronik sensitif rudal hipersonik, memahami bagaimana kinerja berbagai bahan, dan memprediksi aerodinamika pada suhu berkelanjutan setinggi 3.000 derajat Fahrenheit memerlukan pengujian penerbangan ekstensif. Tes sedang berlangsung, tetapi kegagalan dalam beberapa tahun terakhir telah menunda kemajuan,” bunyi laporan CBO.
Mereka juga sangat mahal dibandingkan dengan rudal balistik, yang mencapai sekitar sepertiganya.
“CBO memperkirakan bahwa membeli 300 rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari darat atau laut dengan hulu ledak yang dapat bermanuver dan mempertahankan sistem rudal selama 20 tahun akan menelan biaya total USD13,4 miliar (dalam dolar tahun 2023),” lanjut laporan itu.
“Jumlah (harga) rudal hipersonik yang sebanding akan menelan biaya sekitar sepertiga lebih mahal, USD17,9 miliar.”
Lewis, yang telah lama mengkritik program senjata hipersonik, mengatakan bahwa teknologi baru itu adalah cara yang mahal untuk melakukan sesuatu yang sudah dilakukan secara rutin oleh AS.
“Kedengarannya sangat tidak masuk akal, tetapi sistem yang dibicarakan orang jauh lebih lambat daripada rudal balistik,” katanya.
Menurut CBO, Pentagon telah menghabiskan USD8 miliar sejak 2019 untuk berbagai program senjata hipersonik.
“Program-program itu termasuk upaya terpisah oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk mengembangkan rudal pendorong hipersonik; kolaborasi antara DARPA, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut untuk meneliti teknologi rudal jelajah hipersonik; dan berbagai program penelitian untuk komponen rudal," kata CBO.
Menurut laporan CBO, teknologi hipersonik masih memiliki jalan panjang, dan tantangan terbesarnya adalah panas. Objek yang bergerak dengan kecepatan Mach 5 menghasilkan panas yang luar biasa dan senjata ini bisa menjadi sangat panas sehingga merusak dirinya sendiri.
“Melindungi elektronik sensitif rudal hipersonik, memahami bagaimana kinerja berbagai bahan, dan memprediksi aerodinamika pada suhu berkelanjutan setinggi 3.000 derajat Fahrenheit memerlukan pengujian penerbangan ekstensif. Tes sedang berlangsung, tetapi kegagalan dalam beberapa tahun terakhir telah menunda kemajuan,” bunyi laporan CBO.
Mereka juga sangat mahal dibandingkan dengan rudal balistik, yang mencapai sekitar sepertiganya.
“CBO memperkirakan bahwa membeli 300 rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari darat atau laut dengan hulu ledak yang dapat bermanuver dan mempertahankan sistem rudal selama 20 tahun akan menelan biaya total USD13,4 miliar (dalam dolar tahun 2023),” lanjut laporan itu.
“Jumlah (harga) rudal hipersonik yang sebanding akan menelan biaya sekitar sepertiga lebih mahal, USD17,9 miliar.”
Lewis, yang telah lama mengkritik program senjata hipersonik, mengatakan bahwa teknologi baru itu adalah cara yang mahal untuk melakukan sesuatu yang sudah dilakukan secara rutin oleh AS.
“Kedengarannya sangat tidak masuk akal, tetapi sistem yang dibicarakan orang jauh lebih lambat daripada rudal balistik,” katanya.
Menurut CBO, Pentagon telah menghabiskan USD8 miliar sejak 2019 untuk berbagai program senjata hipersonik.
“Program-program itu termasuk upaya terpisah oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk mengembangkan rudal pendorong hipersonik; kolaborasi antara DARPA, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut untuk meneliti teknologi rudal jelajah hipersonik; dan berbagai program penelitian untuk komponen rudal," kata CBO.