Anggota NATO Bulgaria Bantah Terlibat Serangan Jembatan Crimea
loading...
A
A
A
SOFIA - Penyelidik Bulgaria tidak menemukan bukti keterlibatan negara itu dalam ledakan Jembatan Crimea Oktober lalu. Kepala Jaksa Penuntut Umum Bulgaria Ivan Geshev menjelaskan hal itu pada Minggu (22/1/2023).
Moskow, bagaimanapun, tidak pernah menyalahkan Bulgaria atas serangan itu.
“Rekan-rekan dari kantor kejaksaan kota Sofia dengan tegas menetapkan Bulgaria tidak ada hubungannya dengan ledakan di Jembatan Crimea. Ini adalah serangan hibrida Rusia lainnya terhadap komunitas Eropa,” ujar Geshev dalam posting Twitter.
Jembatan Crimea yang menghubungkan bekas semenanjung Ukraina dengan daratan Rusia, rusak parah pada 8 Oktober dalam ledakan besar yang menewaskan tiga warga sipil dan melumpuhkan ruas jalan struktur itu.
Insiden itu dirayakan secara luas di Ukraina, sementara layanan pos negara itu bahkan merilis perangko khusus untuk memperingati jam ledakan setelah itu terjadi. Namun, Kiev secara resmi membantah keterlibatannya.
Pejabat senior Bulgaria telah berulang kali membantah ada kaitannya dengan insiden tersebut, meskipun faktanya Moskow tidak pernah menuduh Sofia terlibat di dalamnya.
Beberapa hari setelah ledakan, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) memberikan laporannya tentang apa yang terjadi, menuduh dinas intelijen militer Ukraina yang dikenal sebagai GRU, berada di balik ledakan tersebut.
Bulgaria, serta beberapa negara lain, hanya disebutkan FSB sebagai salah satu titik transit kargo mematikan tersebut.
Kargo itu disamarkan sebagai gulungan film konstruksi plastik yang telah dikirim dari kota pelabuhan selatan Ukraina, Odessa.
Serangan Jembatan Crimea, bersama dengan beberapa serangan sabotase lainnya di tanah Rusia yang dikaitkan dengan Ukraina, mendorong Moskow mengubah pendekatannya terhadap operasi militernya di negara tetangga tersebut.
Tak lama setelah ledakan, Rusia secara drastis menggenjot serangan terhadap infrastruktur penting negara itu, terutama fasilitas energi dan instalasi militer.
Moskow, bagaimanapun, tidak pernah menyalahkan Bulgaria atas serangan itu.
“Rekan-rekan dari kantor kejaksaan kota Sofia dengan tegas menetapkan Bulgaria tidak ada hubungannya dengan ledakan di Jembatan Crimea. Ini adalah serangan hibrida Rusia lainnya terhadap komunitas Eropa,” ujar Geshev dalam posting Twitter.
Jembatan Crimea yang menghubungkan bekas semenanjung Ukraina dengan daratan Rusia, rusak parah pada 8 Oktober dalam ledakan besar yang menewaskan tiga warga sipil dan melumpuhkan ruas jalan struktur itu.
Insiden itu dirayakan secara luas di Ukraina, sementara layanan pos negara itu bahkan merilis perangko khusus untuk memperingati jam ledakan setelah itu terjadi. Namun, Kiev secara resmi membantah keterlibatannya.
Pejabat senior Bulgaria telah berulang kali membantah ada kaitannya dengan insiden tersebut, meskipun faktanya Moskow tidak pernah menuduh Sofia terlibat di dalamnya.
Beberapa hari setelah ledakan, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) memberikan laporannya tentang apa yang terjadi, menuduh dinas intelijen militer Ukraina yang dikenal sebagai GRU, berada di balik ledakan tersebut.
Bulgaria, serta beberapa negara lain, hanya disebutkan FSB sebagai salah satu titik transit kargo mematikan tersebut.
Kargo itu disamarkan sebagai gulungan film konstruksi plastik yang telah dikirim dari kota pelabuhan selatan Ukraina, Odessa.
Serangan Jembatan Crimea, bersama dengan beberapa serangan sabotase lainnya di tanah Rusia yang dikaitkan dengan Ukraina, mendorong Moskow mengubah pendekatannya terhadap operasi militernya di negara tetangga tersebut.
Tak lama setelah ledakan, Rusia secara drastis menggenjot serangan terhadap infrastruktur penting negara itu, terutama fasilitas energi dan instalasi militer.
(sya)