Donald Trump Janjikan Sistem Rudal Patriot Tambahan untuk Ukraina
loading...

Presiden AS Donald Trump berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mencarikan sistem pertahanan rudal Patriot tambahan untuk Ukraina. Foto/eucom.mil
A
A
A
KYIV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk bekerja sama dalam mencarikan sistem pertahanan rudal Patriot tambahan untuk Ukraina.
Janji itu disampaikan Gedung Putih menyusul percakapan telepon antara kedua pemimpin pada Rabu, 19 Maret 2025.
Sistem rudal Patriot buatan Amerika selama ini jadi andalan Ukraina untuk melawan gelombang serangan rudal dan drone Rusia.
“Presiden Trump setuju untuk bekerja sama dengannya untuk menemukan apa yang tersedia, khususnya di Eropa,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, seperti dikutip dari saluran YouTube Gedung Putih, Kamis (20/3/2025).
Trump dan Zelensky mengadakan percakapan telepon pada 19 Maret mengenai perjanjian gencatan senjata selama 30 hari.
Itu adalah percakapan pribadi pertama mereka setelah pertengkaran verbal di Oval Office pada 28 Februari, dan setelah pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Rusia Vladmir Putin yang terjadi sehari sebelumnya, pada 18 Maret 2025.
Setelah panggilan telepon itu, Putin mengeklaim bahwa dia telah menyetujui gencatan senjata selama 30 hari untuk serangan terhadap infrastruktur energi.
Namun, pada malam yang sama, tepatnya pada 19 Maret, Rusia melakukan serangan pesawat nirawak skala besar yang menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas lainnya. Ukraina juga dilaporkan melakukan serangan terhadap Rusia.
Trump memberi tahu Zelensky tentang percakapannya dengan Putin. Presiden AS dan Ukraina sepakat untuk melakukan "gencatan senjata sebagian terhadap energi."
Trump menyebut percakapannya dengan Zelensky "sangat baik" dan mencatat bahwa sebagian besar percakapannya didasarkan pada percakapannya kemarin dengan Putin. "Dengan tujuan untuk merekonsiliasi permintaan dan kebutuhan Rusia dan Ukraina,” ujar Trump."
Zelensky mengatakan mereka sepakat untuk membahas rincian teknis gencatan senjata sebagian—menahan diri dari serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil.
Tim teknis dilaporkan akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. “Untuk membahas perluasan gencatan senjata ke Laut Hitam, dalam perjalanan menuju gencatan senjata penuh,” kata Gedung Putih.
Janji itu disampaikan Gedung Putih menyusul percakapan telepon antara kedua pemimpin pada Rabu, 19 Maret 2025.
Sistem rudal Patriot buatan Amerika selama ini jadi andalan Ukraina untuk melawan gelombang serangan rudal dan drone Rusia.
“Presiden Trump setuju untuk bekerja sama dengannya untuk menemukan apa yang tersedia, khususnya di Eropa,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, seperti dikutip dari saluran YouTube Gedung Putih, Kamis (20/3/2025).
Trump dan Zelensky mengadakan percakapan telepon pada 19 Maret mengenai perjanjian gencatan senjata selama 30 hari.
Itu adalah percakapan pribadi pertama mereka setelah pertengkaran verbal di Oval Office pada 28 Februari, dan setelah pembicaraan telepon Trump dengan Presiden Rusia Vladmir Putin yang terjadi sehari sebelumnya, pada 18 Maret 2025.
Setelah panggilan telepon itu, Putin mengeklaim bahwa dia telah menyetujui gencatan senjata selama 30 hari untuk serangan terhadap infrastruktur energi.
Namun, pada malam yang sama, tepatnya pada 19 Maret, Rusia melakukan serangan pesawat nirawak skala besar yang menargetkan infrastruktur energi dan fasilitas lainnya. Ukraina juga dilaporkan melakukan serangan terhadap Rusia.
Trump memberi tahu Zelensky tentang percakapannya dengan Putin. Presiden AS dan Ukraina sepakat untuk melakukan "gencatan senjata sebagian terhadap energi."
Trump menyebut percakapannya dengan Zelensky "sangat baik" dan mencatat bahwa sebagian besar percakapannya didasarkan pada percakapannya kemarin dengan Putin. "Dengan tujuan untuk merekonsiliasi permintaan dan kebutuhan Rusia dan Ukraina,” ujar Trump."
Zelensky mengatakan mereka sepakat untuk membahas rincian teknis gencatan senjata sebagian—menahan diri dari serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil.
Tim teknis dilaporkan akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. “Untuk membahas perluasan gencatan senjata ke Laut Hitam, dalam perjalanan menuju gencatan senjata penuh,” kata Gedung Putih.
(mas)
Lihat Juga :