Meksiko Tangkap Putra Raja Narkoba Terkenal El Chapo
Jum'at, 06 Januari 2023 - 09:32 WIB
CULIACAN - Pasukan keamanan Meksiko menangkap Ovidio Guzman, putra raja narkoba terkenal yang dipenjara di Amerika Serikat (AS); Joaquin "El Chapo" Guzman .
Penangkapan Ovidio membuat pasukan Meksiko mencetak kemenangan profil tinggi dalam perang melawan kartel narkoba yang kuat di negara itu.
Penangkapan tersebut berlangsung hari Kamis atau beberapa hari sebelum kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Meksiko.
Ovidio Guzman, yang ditangkap di kota barat laut Culiacan, dituduh memimpin faksi kartel Sinaloa milik ayahnya. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Meksiko Luis Cresencio Sandoval kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat (6/1/2023).
Ovidio, pria berusia 32 tahun yang dijuluki "El Raton [Si Tikus]", diduga membantu menjalankan operasi penyelundupan narkoba ayahnya sejak El Chapo diekstradisi ke Amerika Serikat pada 2017.
Amerika Serikat telah menawarkan hadiah hingga USD5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Ovidio Guzman, menuduhnya sebagai pemain kunci dalam kartel Sinaloa.
Penangkapannya—yang mengakibatkan tembakan dan mobil dibakar di Culiacan—terjadi ketika Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador bersiap untuk menyambut Biden minggu depan untuk pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di mana keamanan diharapkan menjadi agenda utama.
El Chapo sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat karena memperdagangkan ratusan ton narkoba ke AS selama 25 tahun.
Namun kartelnya tetap menjadi salah satu yang terkuat di Meksiko.
Ovidio Guzman dan salah satu saudara laki-lakinya dituduh mengawasi hampir selusin laboratorium metamfetamin di Sinaloa serta bersekongkol untuk mendistribusikan kokain dan mariyuana. Hal itu dipaparkan Departemen Luar Negeri AS.
Dia, lanjut departemen tersebut, juga diduga memerintahkan pembunuhan informan, pengedar narkoba dan penyanyi Meksiko yang menolak bernyanyi di pernikahannya.
Sebelumnya Gagal Ditangkap
Ovidio Guzman pernah ditangkap sebentar sebelumnya pada tahun 2019, tetapi pasukan keamanan membebaskannya setelah kartel Sinaloa melancarkan perang habis-habisan sebagai tanggapan.
Beberapa orang tewas pada kesempatan itu di ibu kota negara bagian Sinaloa, Culiacan, ketika orang-orang bersenjata melancarkan serangan senapan mesin besar-besaran, membuat jalan-jalan dipenuhi kendaraan yang terbakar.
Pembebasannya memicu kecaman tajam terhadap Lopez Obrador, yang mengatakan keputusan itu dibuat untuk melindungi nyawa warga sipil.
Pemerintah negara bagian Sinaloa mendesak orang untuk tinggal di rumah pada hari Kamis setelah penangkapan Ovidio.
Lopez Obrador telah berjuang untuk mengekang kekerasan brutal yang melanda Meksiko sejak menjabat pada 2018.
Dia memperjuangkan strategi "pelukan bukan peluru" untuk mengatasi kejahatan kekerasan pada akarnya dengan memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan dengan program sosial, bukan dengan tentara.
Politisi populis sayap kiri itu telah meminta Amerika Serikat untuk berinvestasi dalam pembangunan ekonomi regional alih-alih mengirim helikopter tempur dan senjata lain untuk menghadapi pengedar narkoba.
Meksiko telah mencatat lebih dari 340.000 pembunuhan sejak pemerintah secara kontroversial mengerahkan tentara untuk melawan kartel narkoba pada tahun 2006, kebanyakan dari pembunuhan itu disalahkan pada geng kriminal.
Pada hari Minggu, orang-orang bersenjata kartel narkoba menyerang sebuah penjara di kota perbatasan Ciudad Juarez, menyebabkan hampir 20 orang tewas dan membiarkan 25 narapidana melarikan diri.
Keesokan harinya, tujuh orang tewas dalam operasi polisi untuk menangkap kembali para tahanan.
Para pelarian termasuk Ernesto Alfredo Pinon, yang dikenal sebagai "El Neto", pemimpin geng yang bersekutu dengan kartel narkoba Juarez.
Pinon, yang telah dijatuhi hukuman lebih dari 200 tahun penjara pada tahun 2010 karena penculikan dan pembunuhan, tewas pada hari Kamis dalam baku tembak dengan pasukan keamanan.
Lihat Juga: Kisah Nishimura Mako, Satu-satunya Wanita yang Gabung Yakuza dan Tak Pernah Kalah Bertarung
Penangkapan Ovidio membuat pasukan Meksiko mencetak kemenangan profil tinggi dalam perang melawan kartel narkoba yang kuat di negara itu.
Penangkapan tersebut berlangsung hari Kamis atau beberapa hari sebelum kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Meksiko.
Ovidio Guzman, yang ditangkap di kota barat laut Culiacan, dituduh memimpin faksi kartel Sinaloa milik ayahnya. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Meksiko Luis Cresencio Sandoval kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat (6/1/2023).
Ovidio, pria berusia 32 tahun yang dijuluki "El Raton [Si Tikus]", diduga membantu menjalankan operasi penyelundupan narkoba ayahnya sejak El Chapo diekstradisi ke Amerika Serikat pada 2017.
Amerika Serikat telah menawarkan hadiah hingga USD5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Ovidio Guzman, menuduhnya sebagai pemain kunci dalam kartel Sinaloa.
Penangkapannya—yang mengakibatkan tembakan dan mobil dibakar di Culiacan—terjadi ketika Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador bersiap untuk menyambut Biden minggu depan untuk pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di mana keamanan diharapkan menjadi agenda utama.
El Chapo sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat karena memperdagangkan ratusan ton narkoba ke AS selama 25 tahun.
Namun kartelnya tetap menjadi salah satu yang terkuat di Meksiko.
Ovidio Guzman dan salah satu saudara laki-lakinya dituduh mengawasi hampir selusin laboratorium metamfetamin di Sinaloa serta bersekongkol untuk mendistribusikan kokain dan mariyuana. Hal itu dipaparkan Departemen Luar Negeri AS.
Dia, lanjut departemen tersebut, juga diduga memerintahkan pembunuhan informan, pengedar narkoba dan penyanyi Meksiko yang menolak bernyanyi di pernikahannya.
Sebelumnya Gagal Ditangkap
Ovidio Guzman pernah ditangkap sebentar sebelumnya pada tahun 2019, tetapi pasukan keamanan membebaskannya setelah kartel Sinaloa melancarkan perang habis-habisan sebagai tanggapan.
Beberapa orang tewas pada kesempatan itu di ibu kota negara bagian Sinaloa, Culiacan, ketika orang-orang bersenjata melancarkan serangan senapan mesin besar-besaran, membuat jalan-jalan dipenuhi kendaraan yang terbakar.
Pembebasannya memicu kecaman tajam terhadap Lopez Obrador, yang mengatakan keputusan itu dibuat untuk melindungi nyawa warga sipil.
Pemerintah negara bagian Sinaloa mendesak orang untuk tinggal di rumah pada hari Kamis setelah penangkapan Ovidio.
Lopez Obrador telah berjuang untuk mengekang kekerasan brutal yang melanda Meksiko sejak menjabat pada 2018.
Dia memperjuangkan strategi "pelukan bukan peluru" untuk mengatasi kejahatan kekerasan pada akarnya dengan memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan dengan program sosial, bukan dengan tentara.
Politisi populis sayap kiri itu telah meminta Amerika Serikat untuk berinvestasi dalam pembangunan ekonomi regional alih-alih mengirim helikopter tempur dan senjata lain untuk menghadapi pengedar narkoba.
Meksiko telah mencatat lebih dari 340.000 pembunuhan sejak pemerintah secara kontroversial mengerahkan tentara untuk melawan kartel narkoba pada tahun 2006, kebanyakan dari pembunuhan itu disalahkan pada geng kriminal.
Pada hari Minggu, orang-orang bersenjata kartel narkoba menyerang sebuah penjara di kota perbatasan Ciudad Juarez, menyebabkan hampir 20 orang tewas dan membiarkan 25 narapidana melarikan diri.
Keesokan harinya, tujuh orang tewas dalam operasi polisi untuk menangkap kembali para tahanan.
Para pelarian termasuk Ernesto Alfredo Pinon, yang dikenal sebagai "El Neto", pemimpin geng yang bersekutu dengan kartel narkoba Juarez.
Pinon, yang telah dijatuhi hukuman lebih dari 200 tahun penjara pada tahun 2010 karena penculikan dan pembunuhan, tewas pada hari Kamis dalam baku tembak dengan pasukan keamanan.
Lihat Juga: Kisah Nishimura Mako, Satu-satunya Wanita yang Gabung Yakuza dan Tak Pernah Kalah Bertarung
(min)
tulis komentar anda