Usai Serangan Drone Korut, Presiden Yoon Akui Korea Selatan Kurang Kesiapan Militer

Selasa, 27 Desember 2022 - 17:01 WIB
Drone Korea Selatan dalam latihan anti-teror untuk bersiap menghadapi serangan kimia dan drone di Korsel pada 27 Oktober 2022. Foto/REUTERS
SEOUL - Postur kesiapan dan pelatihan militer Korea Selatan (Korsel) “sangat kurang,” sebagaimana dibuktikan oleh serbuan drone Korea Utara (Korut) baru-baru ini.

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengakui hal itu selama rapat kabinet pada Selasa (27/12/2022).

“Seoul perlu meningkatkan kemampuannya setelah insiden Senin (26/12/2022),” ujar pemimpin Korea Selatan itu kepada para menteri pada Selasa, menurut Yonhap.

Dia mengklaim negaranya telah menyadari “bahaya dari kebijakan Korea Utara (Korut) yang mengandalkan niat baik dan perjanjian militer Korea Utara.”





Pada Senin, militer melaporkan sekitar lima drone Korea Utara terdeteksi di berbagai bagian Korea Selatan, termasuk di dekat Pulau Gyodong dan antara kota Gimpo dan Paju.

Satu pesawat ringan militer hilang selama respons tersebut. Serangan drone itu berlangsung selama tujuh jam, menurut media setempat.

Presiden Yoon berjanji mempercepat pembentukan unit drone, yang dimaksudkan untuk melakukan operasi pengintaian terhadap Korea Utara. “Itu akan dikerahkan sebanyak mungkin," janji dia.

“Kami akan memperkuat kemampuan pengawasan dan pengintaian kami dengan memperkenalkan drone siluman canggih,” papar Yoon.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More