Menhan AS: China-Rusia Menginginkan Dunia dengan Kekuatan Sebagai Solusi
Minggu, 20 November 2022 - 08:29 WIB
HALIFAX - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Llyod Austin memperingatkan China dan Rusia menginginkan dunia di mana kekuatan digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Ia lantas bersumpah bahwa Amerika Serikat akan terus mempertahankan prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional.
"Beijing, seperti Moskow, menginginkan dunia di mana penggunaan kekuatan di benarkan, di mana perselisihan diselesaikan dengan kekerasan, dan di mana para otokrat dapat memadamkan api kebebasan," kata Austin kepada Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada.
"Perang Moskow melawan Kyiv telah menggarisbawahi tantangan yang kita hadapi di Indo-Pasifik, di mana (China) juga mendorong sesuatu yang sangat jauh dari visi kita tentang sistem internasional yang bebas, stabil, dan terbuka," imbuh Austin seperti dikutip dari France 24, Minggu (20/11/2022).
Dikatakan oleh Austin kegiatan China di sekitar Taiwan tumbuh "semakin provokatif" dengan pesawat Beijing terbang dekat pulau itu hampir setiap hari dan melakukan sejumlah pencegatan berbahaya terhadap pesawat AS dan sekutunya.
Washington telah mengidentifikasi China dan upayanya untuk mengubah kawasan Indo-Pasifik sebagai tantangan paling penting yang dihadapi oleh Amerika Serikat.
Strategi Pertahanan Nasional AS, yang dirilis bulan lalu, juga mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menyoroti "ancaman akut" yang ditimbulkan Moskow, yang sedang berusaha dicegah oleh Washington.
Austin mengaitkan dua tantangan tersebut dalam pidatonya pada hari Sabtu, dan mengatakan bahwa jika satu negara dapat lolos dari pelanggaran, yang lain akan mengikuti.
"Masih ada aturan dalam perang. Dan jika kekuatan besar bisa memamerkan aturan itu, itu mendorong orang lain untuk menentang hukum internasional dan norma internasional," ucapnya.
"Kami bertekad untuk mempertahankan aturan itu -- dan terutama prinsip dasar kekebalan non-kombatan," tegasnya.
Austin juga mengatakan upaya Moskow untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara menciptakan tantangan keamanan baru bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
"Rusia telah beralih ke Iran dan Korea Utara untuk membantu serangannya di Ukraina, termasuk menggunakan drone Iran untuk membunuh warga sipil Ukraina," katanya.
Washington mengatakan personel Iran berada di Crimea membantu Rusia melakukan serangan pesawat tak berawak ke Ukraina, yang dengan tegas dibantah Teheran.
Austin mengatakan bahwa Ukraina menghadapi musim dingin yang berat di depan, dan Moskow dapat kembali beralih ke senjata nuklir karena menderita kerugian di medan perang. Ia pun berjanji bahwa AS dan sekutunya akan menghadapi tantangan tersebut.
"Invasi Rusia menawarkan pratinjau kemungkinan dunia tirani dan kekacauan yang tidak ingin kita tinggali," pungkasnya.
"Beijing, seperti Moskow, menginginkan dunia di mana penggunaan kekuatan di benarkan, di mana perselisihan diselesaikan dengan kekerasan, dan di mana para otokrat dapat memadamkan api kebebasan," kata Austin kepada Forum Keamanan Internasional Halifax di Kanada.
"Perang Moskow melawan Kyiv telah menggarisbawahi tantangan yang kita hadapi di Indo-Pasifik, di mana (China) juga mendorong sesuatu yang sangat jauh dari visi kita tentang sistem internasional yang bebas, stabil, dan terbuka," imbuh Austin seperti dikutip dari France 24, Minggu (20/11/2022).
Dikatakan oleh Austin kegiatan China di sekitar Taiwan tumbuh "semakin provokatif" dengan pesawat Beijing terbang dekat pulau itu hampir setiap hari dan melakukan sejumlah pencegatan berbahaya terhadap pesawat AS dan sekutunya.
Washington telah mengidentifikasi China dan upayanya untuk mengubah kawasan Indo-Pasifik sebagai tantangan paling penting yang dihadapi oleh Amerika Serikat.
Strategi Pertahanan Nasional AS, yang dirilis bulan lalu, juga mengatakan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menyoroti "ancaman akut" yang ditimbulkan Moskow, yang sedang berusaha dicegah oleh Washington.
Austin mengaitkan dua tantangan tersebut dalam pidatonya pada hari Sabtu, dan mengatakan bahwa jika satu negara dapat lolos dari pelanggaran, yang lain akan mengikuti.
"Masih ada aturan dalam perang. Dan jika kekuatan besar bisa memamerkan aturan itu, itu mendorong orang lain untuk menentang hukum internasional dan norma internasional," ucapnya.
"Kami bertekad untuk mempertahankan aturan itu -- dan terutama prinsip dasar kekebalan non-kombatan," tegasnya.
Baca Juga
Austin juga mengatakan upaya Moskow untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara menciptakan tantangan keamanan baru bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
"Rusia telah beralih ke Iran dan Korea Utara untuk membantu serangannya di Ukraina, termasuk menggunakan drone Iran untuk membunuh warga sipil Ukraina," katanya.
Washington mengatakan personel Iran berada di Crimea membantu Rusia melakukan serangan pesawat tak berawak ke Ukraina, yang dengan tegas dibantah Teheran.
Austin mengatakan bahwa Ukraina menghadapi musim dingin yang berat di depan, dan Moskow dapat kembali beralih ke senjata nuklir karena menderita kerugian di medan perang. Ia pun berjanji bahwa AS dan sekutunya akan menghadapi tantangan tersebut.
"Invasi Rusia menawarkan pratinjau kemungkinan dunia tirani dan kekacauan yang tidak ingin kita tinggali," pungkasnya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda