Prancis Ogah Balas Serangan Nuklir Rusia dengan Nuklir, Macron Dikecam
Jum'at, 14 Oktober 2022 - 07:10 WIB
PARIS - Presiden Emmanuel Macron telah menegaskan bahwa Prancis tidak akan merespons dengan senjata nuklir jika Rusia menggunakan senjata seperti itu dalam perangnya di Ukraina . Sikap itu membuatnya dikecam banyak pihak.
Pernyataan Macron disampaikan kepada penyiar France2, Rabu. "Doktrin kami bertumpu pada kepentingan mendasar bangsa," kata Macron.
"Mereka didefinisikan dengan jelas dan tidak akan terpengaruh secara langsung sama sekali jika, misalnya, ada serangan nuklir balistik di Ukraina, di kawasan itu," lanjut Macron.
Lebih lanjut, Macron pada Kamis menulis di Twitter: "Kami tidak menginginkan Perang Dunia."
"Kami membantu Ukraina untuk melawan di tanahnya, tidak pernah menyerang Rusia. [Presiden Rusia] Vladimir Putin harus menghentikan perang ini dan menghormati integritas teritorial Ukraina," lanjut tweet Macron.
Jurnalis Ukraina Kate Levchuk melalui Twitter mengecam komentar Macron tentang Prancis yang akan menghindari penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir Rusia di Ukraina.
"Anda juga tidak menginginkan Perang Dunia II. Jadi Anda hanya menyambut Nazi ke tanah Anda dan membiarkan orang Inggris berjuang untuk Anda. Pelajari sejarah, anak-anak. Jangan seperti Prancis," tulis Levchuk, yang menjadi koresponden untuk Kyiv Post.
Seorang pengguna akun Twitter @Jay di Kiev, berkomentar: "Kelemahan Macron adalah legendaris."
Pengguna akun Twitter @Jaro.m bertanya kepada Macron: "Apakah Anda akan mengabaikan bahwa Rusia adalah negara teroris?"
Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Adam Kinzinger ikut men-tweet: "Kami tidak ingin menenangkan kejahatan. Kupikir kalian mempelajarinya 70 tahun yang lalu."
Mengutip laporan Politico, Jumat (14/10/2022), komentar Macron bahwa Prancis tidak akan terlibat dalam respons nuklir jika Rusia meluncurkan serangan nuklir tidak cocok dengan negara-negara Uni Eropa yang merupakan anggota NATO, seperti Rumania, Slovakia, dan Polandia.
Pasal 5 perjanjian NATO menetapkan bahwa setiap anggota harus saling membela jika terjadi serangan.
Meskipun Putin tidak terang-terangan mengatakan bahwa dia akan meluncurkan serangan nuklir di Ukraina, namun dia telah memperingatkan bahwa Moskow akan menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk melindungi dirinya sendiri dan bahwa dia akan menanggapi ancaman yang menargetkan keberadaan Rusia.
Pernyataan Putin itu ditafsirkan pihak Barat sebagai ancaman penggunaan senjata nuklir secara eksplisit.
Presiden AS Joe Biden baru-baru ini memperingatkan terhadap risiko "Armageddon" dan menambahkan bahwa Putin tidak bercanda tentang penggunaan senjata nuklir.
"Kami belum menghadapi prospek Armageddon sejak [Presiden John F.] Kennedy dan krisis rudal Kuba," kata Biden pada acara penggalangan dana di New York.
"Kami memiliki ancaman langsung dari penggunaan senjata nuklir jika, pada kenyataannya, segala sesuatunya terus berlanjut di jalur yang mereka tuju."
Pernyataan Macron disampaikan kepada penyiar France2, Rabu. "Doktrin kami bertumpu pada kepentingan mendasar bangsa," kata Macron.
"Mereka didefinisikan dengan jelas dan tidak akan terpengaruh secara langsung sama sekali jika, misalnya, ada serangan nuklir balistik di Ukraina, di kawasan itu," lanjut Macron.
Baca Juga
Lebih lanjut, Macron pada Kamis menulis di Twitter: "Kami tidak menginginkan Perang Dunia."
"Kami membantu Ukraina untuk melawan di tanahnya, tidak pernah menyerang Rusia. [Presiden Rusia] Vladimir Putin harus menghentikan perang ini dan menghormati integritas teritorial Ukraina," lanjut tweet Macron.
Jurnalis Ukraina Kate Levchuk melalui Twitter mengecam komentar Macron tentang Prancis yang akan menghindari penggunaan senjata nuklir jika terjadi serangan nuklir Rusia di Ukraina.
"Anda juga tidak menginginkan Perang Dunia II. Jadi Anda hanya menyambut Nazi ke tanah Anda dan membiarkan orang Inggris berjuang untuk Anda. Pelajari sejarah, anak-anak. Jangan seperti Prancis," tulis Levchuk, yang menjadi koresponden untuk Kyiv Post.
Seorang pengguna akun Twitter @Jay di Kiev, berkomentar: "Kelemahan Macron adalah legendaris."
Pengguna akun Twitter @Jaro.m bertanya kepada Macron: "Apakah Anda akan mengabaikan bahwa Rusia adalah negara teroris?"
Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Adam Kinzinger ikut men-tweet: "Kami tidak ingin menenangkan kejahatan. Kupikir kalian mempelajarinya 70 tahun yang lalu."
Mengutip laporan Politico, Jumat (14/10/2022), komentar Macron bahwa Prancis tidak akan terlibat dalam respons nuklir jika Rusia meluncurkan serangan nuklir tidak cocok dengan negara-negara Uni Eropa yang merupakan anggota NATO, seperti Rumania, Slovakia, dan Polandia.
Pasal 5 perjanjian NATO menetapkan bahwa setiap anggota harus saling membela jika terjadi serangan.
Meskipun Putin tidak terang-terangan mengatakan bahwa dia akan meluncurkan serangan nuklir di Ukraina, namun dia telah memperingatkan bahwa Moskow akan menggunakan "semua cara yang tersedia" untuk melindungi dirinya sendiri dan bahwa dia akan menanggapi ancaman yang menargetkan keberadaan Rusia.
Pernyataan Putin itu ditafsirkan pihak Barat sebagai ancaman penggunaan senjata nuklir secara eksplisit.
Presiden AS Joe Biden baru-baru ini memperingatkan terhadap risiko "Armageddon" dan menambahkan bahwa Putin tidak bercanda tentang penggunaan senjata nuklir.
"Kami belum menghadapi prospek Armageddon sejak [Presiden John F.] Kennedy dan krisis rudal Kuba," kata Biden pada acara penggalangan dana di New York.
"Kami memiliki ancaman langsung dari penggunaan senjata nuklir jika, pada kenyataannya, segala sesuatunya terus berlanjut di jalur yang mereka tuju."
(min)
tulis komentar anda