Adik Kim Jong-un Marah pada Presiden Korsel soal Barter Nuklir: Tutup Mulutmu!
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 11:46 WIB
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se menyatakan "penyesalan mendalam" di Parlemen atas komentar Kim Yo-jong, menggambarkan kritiknya terhadap Presiden Yoon sebagai "sangat tidak sopan dan tidak senonoh".
Korea Utara menginvestasikan sebagian besar produk domestik bruto (PDB) ke dalam program senjata dan telah lama memperjelas bahwa ia memandang kemampuan nuklirnya sebagai pertahanan diri dan diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri dalam menghadapi kebijakan bermusuhan dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
“Inisiatif Yoon menambah daftar panjang tawaran gagal yang melibatkan janji Korea Selatan untuk memberikan manfaat ekonomi kepada Korea Utara..Ini adalah asumsi yang sama yang berada di balik serangkaian upaya gagal untuk memulai pembicaraan denuklirisasi,” kata Scott Snyder, seorang senior fellow di lembaga think tank Council on Foreign Relations, dalam sebuah posting blog pada hari Kamis.
“Tingkat kerentanan ekonomi Korea Utara akan membuat kepemimpinan semakin resisten terhadap proyek infrastruktur yang diusulkan Korea Selatan,” imbuh dia.
Pernyataan adik Kim Jong-un mengindikasikan Korea Utara tidak berniat membuka pembicaraan dengan Presiden Yoon.
"Meskipun dia mungkin mengetuk pintu dengan rencana besar apa di masa depan karena 'rencananya yang berani' tidak berhasil, kami menjelaskan bahwa kami tidak akan duduk berhadap-hadapan dengannya," kata Kim Yo-jong.
Laporan KCNA juga mengonfirmasi bahwa Korea Utara melakukan uji tembak dua rudal jelajah ke laut pada hari Rabu.
Itu adalah tes pertama dalam beberapa minggu dan mengikuti deklarasi "kemenangan" Kim Jong-un atas pandemi Covid-19.
Korea Utara telah melakukan gelombang uji coba senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017.
Pyongyang dilarang melakukan uji coba rudal balistik di bawah sanksi internasional yang dikenakan oleh Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklirnya.
Korea Utara menginvestasikan sebagian besar produk domestik bruto (PDB) ke dalam program senjata dan telah lama memperjelas bahwa ia memandang kemampuan nuklirnya sebagai pertahanan diri dan diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri dalam menghadapi kebijakan bermusuhan dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.
“Inisiatif Yoon menambah daftar panjang tawaran gagal yang melibatkan janji Korea Selatan untuk memberikan manfaat ekonomi kepada Korea Utara..Ini adalah asumsi yang sama yang berada di balik serangkaian upaya gagal untuk memulai pembicaraan denuklirisasi,” kata Scott Snyder, seorang senior fellow di lembaga think tank Council on Foreign Relations, dalam sebuah posting blog pada hari Kamis.
“Tingkat kerentanan ekonomi Korea Utara akan membuat kepemimpinan semakin resisten terhadap proyek infrastruktur yang diusulkan Korea Selatan,” imbuh dia.
Pernyataan adik Kim Jong-un mengindikasikan Korea Utara tidak berniat membuka pembicaraan dengan Presiden Yoon.
"Meskipun dia mungkin mengetuk pintu dengan rencana besar apa di masa depan karena 'rencananya yang berani' tidak berhasil, kami menjelaskan bahwa kami tidak akan duduk berhadap-hadapan dengannya," kata Kim Yo-jong.
Laporan KCNA juga mengonfirmasi bahwa Korea Utara melakukan uji tembak dua rudal jelajah ke laut pada hari Rabu.
Itu adalah tes pertama dalam beberapa minggu dan mengikuti deklarasi "kemenangan" Kim Jong-un atas pandemi Covid-19.
Korea Utara telah melakukan gelombang uji coba senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017.
Pyongyang dilarang melakukan uji coba rudal balistik di bawah sanksi internasional yang dikenakan oleh Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklirnya.
tulis komentar anda