Adik Kim Jong-un Marah pada Presiden Korsel soal Barter Nuklir: Tutup Mulutmu!

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 11:46 WIB
Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, marah pada Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang tawarkan barter senjata nuklir dengan bantuan ekonomi. Foto/REUTERS
PYONGYANG - Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un , blakblakan menolak tawaran Korea Selatan (Korsel) untuk barter senjata nuklir dengan bantuan ekonomi.

Tawaran barter itu disampaikan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, yang dianggap Korut sebagai "rencana yang berani".

Kim Yo-jong, perempuan terkuat Korea Utara, tak hanya menolak tapi juga meluapkan kemarahannya dengan meminta Presiden Yoon Suk-yeol menutup mulutnya.

Yoon mengulangi tawaran itu pada hari Rabu dalam konferensi pers untuk menandai 100 hari berkuasa.

"Akan lebih menguntungkan untuk citranya jika menutup mulutnya!" kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara Korut, KCNA,Jumat (19/8/2022).





Dia menyebut Yoon sangat sepele dan masih kekanak-kanakan untuk berpikir bahwa dia dapat memperdagangkan kerja sama ekonomi untuk kehormatan dan senjata nuklir Korea Utara.

“Tidak ada yang menukar takdirnya dengan kue jagung,” ujar adik Kim Jong-un tersebut.

Para ahli mengatakan rencana ekonomi Yoon menggemakan proposal presiden Korea Selatan sebelumnya, Moon Jae-in. Menurut mereka, ada sedikit kemungkinan Pyongyang akan menerima proposal semacam itu.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se menyatakan "penyesalan mendalam" di Parlemen atas komentar Kim Yo-jong, menggambarkan kritiknya terhadap Presiden Yoon sebagai "sangat tidak sopan dan tidak senonoh".

Korea Utara menginvestasikan sebagian besar produk domestik bruto (PDB) ke dalam program senjata dan telah lama memperjelas bahwa ia memandang kemampuan nuklirnya sebagai pertahanan diri dan diperlukan untuk melindungi dirinya sendiri dalam menghadapi kebijakan bermusuhan dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.

“Inisiatif Yoon menambah daftar panjang tawaran gagal yang melibatkan janji Korea Selatan untuk memberikan manfaat ekonomi kepada Korea Utara..Ini adalah asumsi yang sama yang berada di balik serangkaian upaya gagal untuk memulai pembicaraan denuklirisasi,” kata Scott Snyder, seorang senior fellow di lembaga think tank Council on Foreign Relations, dalam sebuah posting blog pada hari Kamis.

“Tingkat kerentanan ekonomi Korea Utara akan membuat kepemimpinan semakin resisten terhadap proyek infrastruktur yang diusulkan Korea Selatan,” imbuh dia.

Pernyataan adik Kim Jong-un mengindikasikan Korea Utara tidak berniat membuka pembicaraan dengan Presiden Yoon.

"Meskipun dia mungkin mengetuk pintu dengan rencana besar apa di masa depan karena 'rencananya yang berani' tidak berhasil, kami menjelaskan bahwa kami tidak akan duduk berhadap-hadapan dengannya," kata Kim Yo-jong.

Laporan KCNA juga mengonfirmasi bahwa Korea Utara melakukan uji tembak dua rudal jelajah ke laut pada hari Rabu.

Itu adalah tes pertama dalam beberapa minggu dan mengikuti deklarasi "kemenangan" Kim Jong-un atas pandemi Covid-19.

Korea Utara telah melakukan gelombang uji coba senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya sejak 2017.

Pyongyang dilarang melakukan uji coba rudal balistik di bawah sanksi internasional yang dikenakan oleh Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklirnya.

Negara ini terakhir menguji senjata nuklir pada September 2017; namun, para pejabat dari Korea Selatan dan AS percaya bahwa persiapan untuk uji coba nuklir terbaru sedang berlangsung.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More