Bentrokan Pecah di Penjara Ekuador, 13 Narapidana Tewas
Selasa, 19 Juli 2022 - 15:05 WIB
QUITO - Setidaknya 13 narapidana tewas dalam kerusuhan di sebuah penjara Ekuador pada Senin waktu setempat. Demikian laporan kantor penjara Ekuador.
Insiden itu terjadi di penjara Bellavista, Santo Domingo, yang terletak 70 kilometer barat daya ibu kota Ekuador, Quito. Sebelumnya, di tempat yang sama, 44 narapidana tewas dalam kerusuhan pada bulan Mei lalu.
"Sayangnya, staf pusat melaporkan pada saat ini bahwa 13 PPL (orang yang dirampas kebebasannya) meninggal dan 2 orang terluka," kata Layanan Nasional Perhatian untuk Orang yang Dirampas Kebebasan (SNAI) di Twitter seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (19/7/2022).
Menurut agensi itu kontrol penjara berhasil direbut kembali dengan dukungan personel polisi dan militer.
Menteri Dalam Negeri Ekuador, Patricio Carrillo, mengatakan polisi sedang bekerja untuk mengendalikan penjaradan menyatakan penyesalannya. Kantor Kejaksaan mengatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut, dari mana video kekerasan muncul di media sosial.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso belum mengeluarkan pernyataan tentang peristiwa tragis itu. Di masa lalu, Lasso menuduh hakim membatasi kemampuan negara untuk memerangi kekerasan dengan membatasi keadaan darurat 60 hari dalam sistem penjara yang diumumkan pada akhir September lalu.
Keadaan darurat ditujukan untuk memperkuat kontrol dengan bantuan militer dan pendanaan gratis.
Menurut pemerintah Ekuador, sekitar 400 narapidana telah tewas di penjara Ekuador sejak Februari 2021. Kondisi ini tidak terlepas dari meningkatnya kekerasan antara geng kriminal terkait dengan perdagangan narkoba yang mengobarkan perang untuk kekuasaan di dalam dan di luar penjara Ekuador, yang dianggap salah satu yang paling kejam di kawasan itu, menurut organisasi hak asasi manusia.
Insiden itu terjadi di penjara Bellavista, Santo Domingo, yang terletak 70 kilometer barat daya ibu kota Ekuador, Quito. Sebelumnya, di tempat yang sama, 44 narapidana tewas dalam kerusuhan pada bulan Mei lalu.
"Sayangnya, staf pusat melaporkan pada saat ini bahwa 13 PPL (orang yang dirampas kebebasannya) meninggal dan 2 orang terluka," kata Layanan Nasional Perhatian untuk Orang yang Dirampas Kebebasan (SNAI) di Twitter seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (19/7/2022).
Menurut agensi itu kontrol penjara berhasil direbut kembali dengan dukungan personel polisi dan militer.
Menteri Dalam Negeri Ekuador, Patricio Carrillo, mengatakan polisi sedang bekerja untuk mengendalikan penjaradan menyatakan penyesalannya. Kantor Kejaksaan mengatakan telah memulai penyelidikan atas insiden tersebut, dari mana video kekerasan muncul di media sosial.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso belum mengeluarkan pernyataan tentang peristiwa tragis itu. Di masa lalu, Lasso menuduh hakim membatasi kemampuan negara untuk memerangi kekerasan dengan membatasi keadaan darurat 60 hari dalam sistem penjara yang diumumkan pada akhir September lalu.
Keadaan darurat ditujukan untuk memperkuat kontrol dengan bantuan militer dan pendanaan gratis.
Menurut pemerintah Ekuador, sekitar 400 narapidana telah tewas di penjara Ekuador sejak Februari 2021. Kondisi ini tidak terlepas dari meningkatnya kekerasan antara geng kriminal terkait dengan perdagangan narkoba yang mengobarkan perang untuk kekuasaan di dalam dan di luar penjara Ekuador, yang dianggap salah satu yang paling kejam di kawasan itu, menurut organisasi hak asasi manusia.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda