AS Setuju Jual Senjata ke Taiwan Senilai Rp1,6 Triliun
Minggu, 17 Juli 2022 - 10:37 WIB
“Kami tidak bisa membiarkan Taiwan merdeka,” kata duta besar China untuk Prancis Lu Shaye dalam sebuah wawancara bulan lalu.
“Kami akan merebut kembali Taiwan dengan segala cara, termasuk yang militer. Jika kita tidak dapat menyatukan kembali negara dengan cara damai, apa lagi yang harus kita lakukan?” tanyanya.
Dia juga menuduh AS memicu ketegangan di sekitar Taiwan, seperti yang dia katakan di sekitar Ukraina, memprovokasi konflik militer dengan Rusia.
Taiwan dan Ukraina tampaknya telah menjadi prioritas yang bersaing bagi AS. Pada bulan Mei, pejabat pertahanan Taiwan terpaksa mencari pilihan lain setelah Pentagon menunda pengiriman USD750 juta dalam sistem howitzer selama tiga tahun di tengah melonjaknya pengiriman senjata ke Kiev.
AS telah lama mendesak Taiwan untuk memodernisasi pertahanannya di bawah strategi "landak" yang dirancang untuk membuat pulau itu lebih sulit ditelan China. Namun, bereaksi terhadap penjualan senjata terbaru pada hari Jumat, Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan Rupert Hammond-Chambers berpendapat bahwa pemerintahan Biden tampaknya tidak lagi melihat modernisasi kekuatan sebagai prioritas.
"Militer China secara alami akan fokus pada kerentanan yang muncul ini saat mereka beradaptasi dengan kekurangan kebijakan AS,” kata Hammond-Chambers.
“Dewan Bisnis AS-Taiwan sekali lagi meminta pemerintahan Biden untuk memberikan kejelasan strategis tentang di mana pasukan AS akan mengisi celah dalam pertahanan Taiwan,” pungkasnya.
“Kami akan merebut kembali Taiwan dengan segala cara, termasuk yang militer. Jika kita tidak dapat menyatukan kembali negara dengan cara damai, apa lagi yang harus kita lakukan?” tanyanya.
Dia juga menuduh AS memicu ketegangan di sekitar Taiwan, seperti yang dia katakan di sekitar Ukraina, memprovokasi konflik militer dengan Rusia.
Taiwan dan Ukraina tampaknya telah menjadi prioritas yang bersaing bagi AS. Pada bulan Mei, pejabat pertahanan Taiwan terpaksa mencari pilihan lain setelah Pentagon menunda pengiriman USD750 juta dalam sistem howitzer selama tiga tahun di tengah melonjaknya pengiriman senjata ke Kiev.
AS telah lama mendesak Taiwan untuk memodernisasi pertahanannya di bawah strategi "landak" yang dirancang untuk membuat pulau itu lebih sulit ditelan China. Namun, bereaksi terhadap penjualan senjata terbaru pada hari Jumat, Presiden Dewan Bisnis AS-Taiwan Rupert Hammond-Chambers berpendapat bahwa pemerintahan Biden tampaknya tidak lagi melihat modernisasi kekuatan sebagai prioritas.
"Militer China secara alami akan fokus pada kerentanan yang muncul ini saat mereka beradaptasi dengan kekurangan kebijakan AS,” kata Hammond-Chambers.
“Dewan Bisnis AS-Taiwan sekali lagi meminta pemerintahan Biden untuk memberikan kejelasan strategis tentang di mana pasukan AS akan mengisi celah dalam pertahanan Taiwan,” pungkasnya.
Baca Juga
tulis komentar anda