COVID-19 Merebak, Korut Sebut Gara-gara Warganya Sentuh Benda Asing
Jum'at, 01 Juli 2022 - 09:25 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengklaim bahwa wabah COVID-19 di negara itu dimulai oleh pasien yang menyentuh "benda asing" dekat perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel). Rezim Pyongyang tampaknya ingin mengalihkan kesalahan atas gelombang infeksi yang melanda negara terisolasi itu kepada tetangganya.
Mengumumkan hasil penyelidikannya, Korut memerintahkan rakyatnya untuk waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya serta balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan.
Menurut media pemerintah Korut , KCNA, seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak TK berusia lima tahun yang menyentuh materi tak dikenal di sebuah bukit di sekitar barak dan tempat tinggal di wilayah timur Kumgang pada awal April menunjukkan gejala dan kemudian dinyatakan positif COVID-19.
"Hasil investigasi menunjukkan bahwa beberapa orang yang datang dari daerah Ipho-ri di Kabupaten Kumgang Provinsi Kangwon ke ibu kota pada pertengahan April mengalami demam dan peningkatan tajam kasus demam disaksikan di antara kontak mereka," KCNA melaporkan seperti dikutip dari Asiaone, Jumat (1/7/2022).
KCNA mengatakan semua kasus demam lain yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April lalu disebabkan oleh penyakit lain, tetapi tidak memberikan rincian yang lebih jelas.
Para pembelot dan aktivis Korut di Korsel selama beberapa dekade menerbangkan balon yang membawa selebaran dan bantuan kemanusiaan melintasi perbatasan yang dijaga ketat.
Pemerintahan mantan presiden Moon Jae-in melarang kampanye itu pada tahun 2020, dengan alasan masalah keamanan penduduk di perbatasan, tetapi para aktivis menyebut larangan itu sebagai upaya untuk melindungi Pyongyang dan membungkam kritik di tengah upaya untuk meningkatkan hubungan lintas batas.
Sementara itu, Korut mengatakan Amerika Serikat (AS) memanfaatkan wabah COVID-19 dengan menawarkan bantuan kemanusiaan dengan tujuan politik. Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa tawaran AS adalah plot untuk meredakan kritik internasional atas kebijakan permusuhannya terhadap Korea Utara.
Mengumumkan hasil penyelidikannya, Korut memerintahkan rakyatnya untuk waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya serta balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan.
Menurut media pemerintah Korut , KCNA, seorang tentara berusia 18 tahun dan seorang anak TK berusia lima tahun yang menyentuh materi tak dikenal di sebuah bukit di sekitar barak dan tempat tinggal di wilayah timur Kumgang pada awal April menunjukkan gejala dan kemudian dinyatakan positif COVID-19.
"Hasil investigasi menunjukkan bahwa beberapa orang yang datang dari daerah Ipho-ri di Kabupaten Kumgang Provinsi Kangwon ke ibu kota pada pertengahan April mengalami demam dan peningkatan tajam kasus demam disaksikan di antara kontak mereka," KCNA melaporkan seperti dikutip dari Asiaone, Jumat (1/7/2022).
KCNA mengatakan semua kasus demam lain yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April lalu disebabkan oleh penyakit lain, tetapi tidak memberikan rincian yang lebih jelas.
Para pembelot dan aktivis Korut di Korsel selama beberapa dekade menerbangkan balon yang membawa selebaran dan bantuan kemanusiaan melintasi perbatasan yang dijaga ketat.
Pemerintahan mantan presiden Moon Jae-in melarang kampanye itu pada tahun 2020, dengan alasan masalah keamanan penduduk di perbatasan, tetapi para aktivis menyebut larangan itu sebagai upaya untuk melindungi Pyongyang dan membungkam kritik di tengah upaya untuk meningkatkan hubungan lintas batas.
Sementara itu, Korut mengatakan Amerika Serikat (AS) memanfaatkan wabah COVID-19 dengan menawarkan bantuan kemanusiaan dengan tujuan politik. Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa tawaran AS adalah plot untuk meredakan kritik internasional atas kebijakan permusuhannya terhadap Korea Utara.
tulis komentar anda