Ukraina akan Terima Senjata Berat Jerman pada Tanggal Bersejarah
Minggu, 12 Juni 2022 - 06:01 WIB
BERLIN - Ukraina akan menerima gelombang pertama senjata berat dari Jerman sekitar 22 Juni 2022. Duta Besar Ukraina untuk Berlin Andrey Melnyk mengatakan kepada surat kabar Ukraina Novoye Vremya pada Jumat (10/6/2022).
“Pengiriman itu diharapkan mencakup tujuh howitzer PzH 2000 yang dijanjikan Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht pada awal Mei,” ujar Melnyk.
“Kami akan mendapatkan sistem ini sekitar 22 Juni,” papar Melnyk, mengacu pada howitzer ketika dia kembali mengkritik Berlin karena terlalu lambat dalam pengiriman senjata.
Tanggal yang disebutkan duta besar adalah hari ketika Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet pada 1941.
Uni Soviet mencakup Ukraina dan Rusia pada waktu itu, dan Ukraina adalah salah satu wilayah Soviet pertama yang diserang Nazi.
Melnyk tidak mengomentari pilihan tanggal tersebut. Sebaliknya, dia melanjutkan dengan mengatakan Ukraina selanjutnya akan menerima 15 sistem pertahanan udara self-propelled Gepard pada akhir Juli dan pengiriman 15 sistem Gepard lainnya sebulan kemudian.
Kementerian Pertahanan Jerman sebelumnya telah mengkonfirmasi rencananya untuk mengirim 15 sistem Gepard ke Ukraina pada Juli.
Berlin telah memasok senjata ke Kiev hampir sejak dimulainya operasi militer Rusia pada akhir Februari.
Namun, semua pengiriman sejauh ini hanya melibatkan senjata ringan, rudal anti-tank dan anti-udara portabel, serta amunisi dan bahan bakar.
Kebijakan pemerintah Jerman dalam hal ini telah banyak dikritik Kiev, beberapa negara Uni Eropa dan bahkan mitra koalisi Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Melnyk sendiri tidak berbasa-basi saat mengkritik pemerintah Jerman dan bahkan menyebut Scholz sebagai "hati yang tersinggung" atas penolakannya berkunjung ke Kiev setelah pihak berwenang Ukraina menghina Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April.
Pada Jumat, duta besar Ukraina sekali lagi menuduh pemerintah Jerman menunda pengiriman senjata berat.
Duta besar dan menyatakan Kiev telah memiliki perjanjian dengan produsen senjata Jerman yang telah menunggu persetujuan pemerintah selama berminggu-minggu.
Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
“Pengiriman itu diharapkan mencakup tujuh howitzer PzH 2000 yang dijanjikan Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht pada awal Mei,” ujar Melnyk.
“Kami akan mendapatkan sistem ini sekitar 22 Juni,” papar Melnyk, mengacu pada howitzer ketika dia kembali mengkritik Berlin karena terlalu lambat dalam pengiriman senjata.
Tanggal yang disebutkan duta besar adalah hari ketika Nazi Jerman menginvasi Uni Soviet pada 1941.
Uni Soviet mencakup Ukraina dan Rusia pada waktu itu, dan Ukraina adalah salah satu wilayah Soviet pertama yang diserang Nazi.
Melnyk tidak mengomentari pilihan tanggal tersebut. Sebaliknya, dia melanjutkan dengan mengatakan Ukraina selanjutnya akan menerima 15 sistem pertahanan udara self-propelled Gepard pada akhir Juli dan pengiriman 15 sistem Gepard lainnya sebulan kemudian.
Kementerian Pertahanan Jerman sebelumnya telah mengkonfirmasi rencananya untuk mengirim 15 sistem Gepard ke Ukraina pada Juli.
Berlin telah memasok senjata ke Kiev hampir sejak dimulainya operasi militer Rusia pada akhir Februari.
Namun, semua pengiriman sejauh ini hanya melibatkan senjata ringan, rudal anti-tank dan anti-udara portabel, serta amunisi dan bahan bakar.
Kebijakan pemerintah Jerman dalam hal ini telah banyak dikritik Kiev, beberapa negara Uni Eropa dan bahkan mitra koalisi Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Melnyk sendiri tidak berbasa-basi saat mengkritik pemerintah Jerman dan bahkan menyebut Scholz sebagai "hati yang tersinggung" atas penolakannya berkunjung ke Kiev setelah pihak berwenang Ukraina menghina Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada pertengahan April.
Pada Jumat, duta besar Ukraina sekali lagi menuduh pemerintah Jerman menunda pengiriman senjata berat.
Duta besar dan menyatakan Kiev telah memiliki perjanjian dengan produsen senjata Jerman yang telah menunggu persetujuan pemerintah selama berminggu-minggu.
Rusia menyerang Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Kiev mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass, Donetsk dan Lugansk.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(sya)
tulis komentar anda