Menentang Putin, Negara Pendiri NATO Ini Berikan 22 Howitzer ke Ukraina

Kamis, 09 Juni 2022 - 14:47 WIB
Norwegia, salah negara pendiri NATO, memberikan 22 howitzer ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Foto/REUTERS
OSLO - Norwegia, negara yang ikut mendirikan NATO , telah menyumbangkan 22 howitzer self-propelled ke Ukraina . Senjata itu diberikan untuk membantu Kiev melawan invasi Rusia .

Negara Nordik ini ikut berada di barisan penentang Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sebelumnya mengancam akan merespons negara NATO yang memasok senjata ke Kiev.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Norwegia Bjorn Arild Gram mengatakan; "Perkembangan dalam perang di Ukraina sekarang menunjukkan bahwa perlu juga menyumbangkan artileri yang lebih berat dan sistem senjata."



Langkah itu dilakukan beberapa hari setelah Putin dan sejumlah propagandis media pemerintah Rusia mengecam Amerika Serikat (AS) dan Inggris atas dukungan mereka terhadap Ukraina.

Pernyataan Gram mengungkapkan bahwa Angkatan Darat Norwegia menyumbangkan senjata artileri M109 setelah baru-baru ini mengganti artileri mereka sendiri dengan tambahan baru dari Korea Selatan.



Gram mengatakan pasokan itu adalah "kontribusi substansial" untuk upaya perang Ukraina melawan Rusia.

“Pemerintah Norwegia telah menunggu untuk mengumumkan secara terbuka donasi tersebut karena alasan keamanan. Sumbangan di masa depan mungkin tidak diumumkan atau dikomentari," bunyi pernyataan Gram, seperti dikutip AFP, Kamis (9/6/2022).

Howitzer adalah senjata jarak jauh yang biasanya diatur dalam baterai untuk menyerang target dari jarak jauh.

Belanda dan Jerman juga telah menyediakan Ukraina dengan pasokan howitzer, karena dorongan global terhadap langkah invasi Rusia yang meningkat.

Norwegia berbagi perbatasan darat dengan Rusia dan sumbangan senjata ini kemungkinan akan membuat marah Putin.

Dalam sebuah wawancara di TV pemerintah Rusia akhir pekan ini, Putin mengatakan: “Secara umum, semua keributan tentang pasokan senjata tambahan ini, menurut pendapat saya, hanya memiliki satu tujuan–untuk menyeret konflik bersenjata selama mungkin."

“Jika (rudal jarak jauh) dipasok, kami akan menarik kesimpulan yang tepat dari ini dan menggunakan senjata kami, yang kami punya cukup, untuk menyerang target yang belum kami serang," ujarnya.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More