Mulai Terbiasa dengan Perang, Warga Kiev Pilih Kembali ke Rumah

Kamis, 12 Mei 2022 - 23:33 WIB
Mulai Terbiasa dengan Perang, Warga Kiev Pilih Kembali ke Rumah. FOTO/Reuters
KIEV - Seorang remaja Ukraina , Maria Pshenychna memeluk ayahnya, Yuriy, di Stasiun Kiev . Maria baru saja turun dari kereta api yang membawanya dari Polandia. Ia pulang ke rumah setelah melarikan diri dari invasi Rusia dua bulan lalu.

Gadis berusia 16 tahun itu meneteskan air mata, sambil memegangi sebuah koper. Dia telah melarikan diri dari wilayah Gostomel, salah satu daerah pinggiran kota Kiev yang menyaksikan pertempuran sengit pada awal serangan Rusia yang diluncurkan pada 24 Februari.





"Saya sangat senang berada di sini," katanya kepada AFP di platform tempat dia bertemu kembali dengan ayahnya. "Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang di luar negeri yang membantu kami, tetapi saya merindukan rumah, karena ibu saya ada di sana bersama anjing saya," lanjutnya.

Warga Kiev lainnya yang juga kembali ke ibukota Ukraina itu adalah seorang wanita berusia 30-an yang menolak menyebutkan namanya. Ia mengatakan kepada AFP bahwa dia menangis ketika keretanya menyeberang ke Ukraina.

"Anda harus terbiasa hidup dengan perang," kata wanita itu yang kembali ke Ukraina setelah dua bulan di Polandia untuk bergabung kembali dengan tunangannya. "Di Eropa, itu bagus. Tapi, hidup saya di Ukraina," katanya.

Dia mengakui bahwa dia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, ia percaya bahwa perdamaian hanya akan kembali ke Ukraina "ketika (Presiden Rusia Vladimir) Putin meninggal".



Pasangan itu hanyalah beberapa dari ribuan wanita dan anak-anak yang melarikan diri dari ibukota Ukraina pada awal invasi Rusia yang kini kembali, meskipun ada ketidakpastian.

Sementara Ukraina telah melihat 5,9 juta keberangkatan dibandingkan dengan 1,5 juta kembali, jumlah mereka yang kembali - untuk pertama kalinya sejak perang dimulai - melebihi mereka yang pergi minggu ini.

Angka perbatasan resmi yang dirilis pada 10 Mei menunjukkan 29.000 melintasi perbatasan untuk pergi sementara 34.000 menyeberang untuk kembali.

“Sejauh ini, hampir dua pertiga dari 3,5 juta penduduk ibu kota telah kembali,” ujar Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, Selasa (10/5/20202). Kembalinya penduduk telah menghidupkan kembali kota yang dikosongkan pada hari-hari pertama invasi Rusia.

Pria di bawah 60 tahun dilarang meninggalkan Ukraina, yang berarti sebagian besar pengungsi adalah wanita dan anak-anak.



Di stasiun di Kiev, Roman - seorang warga sipil berusia 22 tahun yang menjadi tentara yang tidak diizinkan untuk memberikan nama keluarganya - dengan tidak sabar menunggu kereta, memegang buket bunga untuk diberikan kepada istrinya. "Kami sedikit takut tapi lebih baik begini," katanya.

Sedikit lebih jauh, pria lain dengan bunga di tangan mondar-mandir tanpa henti. Kereta api masuk dan sorak-sorai kegembiraan meletus. Pasangan berpelukan dan berciuman, anak-anak melemparkan diri ke pelukan ayah mereka.

Reuni emosional sering kali berisik, tetapi terkadang lebih diam-diam, dengan air mata. "Kami mulai terbiasa dengan perang, dengan ancaman. Ketakutan yang kami miliki sekarang berbeda dari dua bulan lalu," jelas Dana Pervalska, 27 tahun.

“Ini lebih tenang, tanpa serangan udara atau penembakan. Sekarang jauh lebih baik daripada di bulan Maret,” kata Natalia, yang melarikan diri dari Kyiv ke Lithuania bersama putranya Maxim yang berusia enam tahun dan balita berusia 14 bulan.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More