Arab Saudi Kecam Rencana Pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Senin, 18 April 2022 - 07:18 WIB
RIYADH - Kerajaan Arab Saudi mengecam rencana pembakaran salinan Al-Qur'an oleh kelompok ekstremis di Swedia yang telah memicu kerusuhan.
Kecaman disampaikan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada Senin (18/4/2022).
"Kementerian Luar Negeri menyatakan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas penyalahgunaan Al-Qur'an yang disengaja, provokasi dan hasutan terhadap Muslim oleh beberapa ekstremis di Swedia," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Kerajaan menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, koeksistensi, meninggalkan kebencian, ekstremisme dan pengucilan dan mencegah penyalahgunaan semua agama dan tempat suci," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip Al Arabiya.
Pembakaran salinan Al-Qur'an telah direncanakan oleh kelompok anti-imigrasi dan anti-Islam Hard Line (Garis Keras) yang dipimpin polisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan.
Rencana itu memicu kemarahan komunitas Muslim yang menggelar demo selama akhir pekan. Demonstrasi itulah yang berujung dengan kerusuhan.
Pada hari Minggu, penyiar publik Swedia, Sveriges Radio, melaporkan protes kekerasan pecah di beberapa kota selama akhir pekan. Menurut laporan tersebut, pasukan polisi bentrok dengan demonstran yang menentang rencana pembakaran Al-Qur'an.
"Adegan kacau berasal dari kebencian publik atas aksi unjuk rasa yang direncanakan oleh kelompok sayap kanan anti-Islam yang telah merencanakan untuk membakar salinan Al-Qur'an pada pertemuannya," bunyi laporan media tersebut.
Kecaman disampaikan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada Senin (18/4/2022).
"Kementerian Luar Negeri menyatakan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas penyalahgunaan Al-Qur'an yang disengaja, provokasi dan hasutan terhadap Muslim oleh beberapa ekstremis di Swedia," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
"Kerajaan menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, koeksistensi, meninggalkan kebencian, ekstremisme dan pengucilan dan mencegah penyalahgunaan semua agama dan tempat suci," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip Al Arabiya.
Pembakaran salinan Al-Qur'an telah direncanakan oleh kelompok anti-imigrasi dan anti-Islam Hard Line (Garis Keras) yang dipimpin polisi Denmark-Swedia Rasmus Paludan.
Rencana itu memicu kemarahan komunitas Muslim yang menggelar demo selama akhir pekan. Demonstrasi itulah yang berujung dengan kerusuhan.
Pada hari Minggu, penyiar publik Swedia, Sveriges Radio, melaporkan protes kekerasan pecah di beberapa kota selama akhir pekan. Menurut laporan tersebut, pasukan polisi bentrok dengan demonstran yang menentang rencana pembakaran Al-Qur'an.
"Adegan kacau berasal dari kebencian publik atas aksi unjuk rasa yang direncanakan oleh kelompok sayap kanan anti-Islam yang telah merencanakan untuk membakar salinan Al-Qur'an pada pertemuannya," bunyi laporan media tersebut.
(min)
tulis komentar anda