Isu Invasi Rusia Kian Kencang, Pemerintah Ukraina Minta Warganya Tetap Tenang
Sabtu, 12 Februari 2022 - 23:03 WIB
KIEV - Pemerintah Ukraina mendesak warganya untuk tetap tenang dan menghindari kepanikan terkait kekhawatiran Rusia akan menyerang. Imbauan ini disampaikan pada Sabtu (12/2/2022) waktu setempat.
Seruan ini datang sehari setelah Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa meminta warganya untuk segera meninggalkan Ukraina. Hal ini disebabkan meningkatnya ancaman bahaya serangan skala penuh pasukan Rusia yang mengepung bekas negara Soviet itu.
"Saat ini, sangat penting untuk tetap tenang, untuk berkonsolidasi di dalam negeri, untuk menghindari tindakan destabilisasi dan mereka yang menabur kepanikan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dilansir Kiev Post.
Baru-baru ini, AS mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Mereka menyatakan dan memperingatkan bahwa Rusia bisa menyerang Ukraina kapan saja.
Beberapa media di AS menyebut, invasi bisa dimulai tak lama setelah Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyimpulkan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow, pada Selasa.
Pernyataan AS ini membuat khawatir pemerintah Ukraina. Mereka takut itu akan melukai moral publik dan merusak ekonomi negara yang saat ini sedang berjuang, dengan menghambat aktivitas bisnis.
Kemenlu Ukraina menyatakan, Angkatan Bersenjata Ukraina terus menerus memantau situasi. Mereka juga siap untuk menghadang setiap pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan negara.
"Para diplomat Ukraina terus berhubungan dengan semua mitra utamanya, dengan cepat menerima informasi yang diperlukan untuk mempersiapkan tanggapan yang tepat waktu," lanjut pernyataan Kemenlu Ukraina.
Sebelumnya, Ukraina menuduh Rusia memblokir aksesnya ke laut saat Rusia bersiap untuk latihan angkatan Laut di tengah ketegangan di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Laut Azov sepenuhnya diblokir dan Laut Hitam hampir sepenuhnya terputus oleh pasukan Rusia.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Rusia bisa menginvasi Ukraina kapan saja karena sudah mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan. AS diklaim terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia yang sangat mengganggu, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina.
"Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami berada di jendela ketika invasi dapat dimulai kapan saja," kata Blinken pada konferensi pers di kota Melbourne, Australia, Jumat (11/2/2022), seperti dikutip Reuters.
Ancaman serangan dari Rusia memang membuat AS dan negara-negara Eropa khawatir. Beberapa negara sudah menyampaikan kepada warga mereka untuk segera meninggalkan Ukraina. Sebut saja Selandia Baru, Australia, dan Israel.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Seruan ini datang sehari setelah Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa meminta warganya untuk segera meninggalkan Ukraina. Hal ini disebabkan meningkatnya ancaman bahaya serangan skala penuh pasukan Rusia yang mengepung bekas negara Soviet itu.
"Saat ini, sangat penting untuk tetap tenang, untuk berkonsolidasi di dalam negeri, untuk menghindari tindakan destabilisasi dan mereka yang menabur kepanikan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina, seperti dilansir Kiev Post.
Baru-baru ini, AS mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Mereka menyatakan dan memperingatkan bahwa Rusia bisa menyerang Ukraina kapan saja.
Beberapa media di AS menyebut, invasi bisa dimulai tak lama setelah Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyimpulkan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow, pada Selasa.
Pernyataan AS ini membuat khawatir pemerintah Ukraina. Mereka takut itu akan melukai moral publik dan merusak ekonomi negara yang saat ini sedang berjuang, dengan menghambat aktivitas bisnis.
Kemenlu Ukraina menyatakan, Angkatan Bersenjata Ukraina terus menerus memantau situasi. Mereka juga siap untuk menghadang setiap pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan negara.
"Para diplomat Ukraina terus berhubungan dengan semua mitra utamanya, dengan cepat menerima informasi yang diperlukan untuk mempersiapkan tanggapan yang tepat waktu," lanjut pernyataan Kemenlu Ukraina.
Sebelumnya, Ukraina menuduh Rusia memblokir aksesnya ke laut saat Rusia bersiap untuk latihan angkatan Laut di tengah ketegangan di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Laut Azov sepenuhnya diblokir dan Laut Hitam hampir sepenuhnya terputus oleh pasukan Rusia.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Rusia bisa menginvasi Ukraina kapan saja karena sudah mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan. AS diklaim terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia yang sangat mengganggu, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina.
"Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami berada di jendela ketika invasi dapat dimulai kapan saja," kata Blinken pada konferensi pers di kota Melbourne, Australia, Jumat (11/2/2022), seperti dikutip Reuters.
Ancaman serangan dari Rusia memang membuat AS dan negara-negara Eropa khawatir. Beberapa negara sudah menyampaikan kepada warga mereka untuk segera meninggalkan Ukraina. Sebut saja Selandia Baru, Australia, dan Israel.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(esn)
tulis komentar anda