Rusia Tarik Beberapa Staf Diplomatik dari Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengatakan pada Sabtu (12/2/2022), bahwa pihaknya telah menarik beberapa staf diplomatiknya keluar dari Ukraina karena takut akan "provokasi" dari Kiev atau sekutunya di tengah meningkatnya peringatan tentang kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.
"Khawatir kemungkinan provokasi dari rezim Kiev atau negara lain, kami memang memutuskan untuk mengoptimalkan staf di misi Rusia di Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dalam siaran pers, menanggapi pertanyaan media tentang masalah tersebut, seperti dikutip dari AFP. Zakharova juga menyatakan bahwa kedutaan dan konsulat Rusia akan tetap menjalankan fungsi dasarnya.
"Mempertimbangkan pengaruh substansial yang dimiliki Washington dan London di Kiev dan, secara umum, peran mereka dalam mengatur proses di Ukraina, kita dapat membuat kesimpulan bahwa Amerika dan Inggris tampaknya tahu tentang beberapa tindakan kekerasan yang sedang dipersiapkan di Ukraina, yang dapat sangat memperumit situasi keamanan," tegas Zakharova seperti dikutip dari TASS.
Misi diplomatik dari berbagai negara yang berada di Ukraina akhir-akhir ini melaporkan bahwa mereka sedang mengevakuasi staf mereka dari negara itu atau sedang mempertimbangkan kemungkinan ini atas eskalasi ketegangan di sana. Kedutaan Rusia di Kiev sebelumnya mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan keberangkatan sementara dari Ukraina staf yang tidak penting.
Barat dan Kiev baru-baru ini menyebarkan tuduhan tentang potensi 'invasi' Rusia ke Ukraina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam klaim ini sebagai "kosong dan tidak berdasar," berfungsi sebagai taktik untuk meningkatkan ketegangan, menunjukkan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman apa pun kepada siapa pun.
Namun, Peskov tidak menutup kemungkinan provokasi yang bertujuan untuk membenarkan tuduhan tersebut dan memperingatkan bahwa upaya untuk menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan krisis di tenggara Ukraina akan memiliki konsekuensi yang sangat serius.
"Khawatir kemungkinan provokasi dari rezim Kiev atau negara lain, kami memang memutuskan untuk mengoptimalkan staf di misi Rusia di Ukraina," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dalam siaran pers, menanggapi pertanyaan media tentang masalah tersebut, seperti dikutip dari AFP. Zakharova juga menyatakan bahwa kedutaan dan konsulat Rusia akan tetap menjalankan fungsi dasarnya.
"Mempertimbangkan pengaruh substansial yang dimiliki Washington dan London di Kiev dan, secara umum, peran mereka dalam mengatur proses di Ukraina, kita dapat membuat kesimpulan bahwa Amerika dan Inggris tampaknya tahu tentang beberapa tindakan kekerasan yang sedang dipersiapkan di Ukraina, yang dapat sangat memperumit situasi keamanan," tegas Zakharova seperti dikutip dari TASS.
Misi diplomatik dari berbagai negara yang berada di Ukraina akhir-akhir ini melaporkan bahwa mereka sedang mengevakuasi staf mereka dari negara itu atau sedang mempertimbangkan kemungkinan ini atas eskalasi ketegangan di sana. Kedutaan Rusia di Kiev sebelumnya mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan keberangkatan sementara dari Ukraina staf yang tidak penting.
Barat dan Kiev baru-baru ini menyebarkan tuduhan tentang potensi 'invasi' Rusia ke Ukraina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam klaim ini sebagai "kosong dan tidak berdasar," berfungsi sebagai taktik untuk meningkatkan ketegangan, menunjukkan bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman apa pun kepada siapa pun.
Namun, Peskov tidak menutup kemungkinan provokasi yang bertujuan untuk membenarkan tuduhan tersebut dan memperingatkan bahwa upaya untuk menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan krisis di tenggara Ukraina akan memiliki konsekuensi yang sangat serius.
(esn)