AS Pertanyakan Penempatan Pasukan Rusia di Kazakhstan
Sabtu, 08 Januari 2022 - 18:23 WIB
Para pejabat di Moskow telah menekankan bahwa pengerahan pasukannya di bawah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi militer Eurasia dari lima bekas republik Soviet dan Rusia, bersifat sementara.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengajukan permintaan bantuan setelah pengunjuk rasa menyerbu kantor Wali Kota di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, dan menyerbu bandara kota.
Pasukan Kazakhstan juga telah mengambil tindakan tegas untuk mendapatkan kembali kendali di Almaty. Pada hari Kamis, media lokal menerbitkan video yang menunjukkan pasukan pemerintah menembaki pengunjuk rasa.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan 26 "penjahat bersenjata" dan 18 petugas keamanan telah tewas sejauh ini dalam bentrokan. Presiden Tokayev menyalahkan apa yang disebutnya "teroris" asing atas kerusuhan tersebut.
Protes massal pecah pada hari Minggu ketika biaya bahan bakar gas cair (LPG) - yang digunakan banyak orang di Kazakhstan untuk bahan bakar mobil mereka - naik berlipat ganda.
Pemerintah sejak itu mengatakan bahwa harga BBM akan dikembalikan selama enam bulan. Namun pengumuman itu gagal mengakhiri aksi protes, yang meluas hingga menyebar ke permasalahan politik lainnya.
Tidak ada oposisi politik yang efektif di Kazakhstan dan sebagian besar pemilu dimenangkan oleh partai yang berkuasa dengan hampir 100% suara. Presiden negara itu sebelumnya, Nursultan Nazarbayev, memerintah negara tersebut selama 29 tahun dan mempertahankan kekuasaan yang signifikan sejak meninggalkan jabatannya.
Tokayev sekarang telah mencopotnya sebagai kepala dewan keamanan negara itu.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengajukan permintaan bantuan setelah pengunjuk rasa menyerbu kantor Wali Kota di kota terbesar Kazakhstan, Almaty, dan menyerbu bandara kota.
Pasukan Kazakhstan juga telah mengambil tindakan tegas untuk mendapatkan kembali kendali di Almaty. Pada hari Kamis, media lokal menerbitkan video yang menunjukkan pasukan pemerintah menembaki pengunjuk rasa.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan 26 "penjahat bersenjata" dan 18 petugas keamanan telah tewas sejauh ini dalam bentrokan. Presiden Tokayev menyalahkan apa yang disebutnya "teroris" asing atas kerusuhan tersebut.
Protes massal pecah pada hari Minggu ketika biaya bahan bakar gas cair (LPG) - yang digunakan banyak orang di Kazakhstan untuk bahan bakar mobil mereka - naik berlipat ganda.
Pemerintah sejak itu mengatakan bahwa harga BBM akan dikembalikan selama enam bulan. Namun pengumuman itu gagal mengakhiri aksi protes, yang meluas hingga menyebar ke permasalahan politik lainnya.
Tidak ada oposisi politik yang efektif di Kazakhstan dan sebagian besar pemilu dimenangkan oleh partai yang berkuasa dengan hampir 100% suara. Presiden negara itu sebelumnya, Nursultan Nazarbayev, memerintah negara tersebut selama 29 tahun dan mempertahankan kekuasaan yang signifikan sejak meninggalkan jabatannya.
Tokayev sekarang telah mencopotnya sebagai kepala dewan keamanan negara itu.
tulis komentar anda