Redam Aksi Protes, Presiden Kazakhstan Perintahkan Tembak Tanpa Peringatan
loading...
A
A
A
NUR SULTAN - Presiden Kazakhstan memerintahkan pasukannya untuk menembak tanpa peringatan dalam upaya meredam aksi protes anti-pemerintah yang telah berkecamuk sejak akhir pekan lalu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Jumat (7/1/2022), Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyebut "20.000 bandit " telah menyerang kota terbesar di negara itu Almaty dan bersumpah untuk menghancurkan mereka.
"Teroris terus merusak properti... dan menggunakan senjata terhadap warga sipil. Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum untuk menembak mati tanpa peringatan," kata Tokayev dalam pidato ketiganya yang disiarkan televisi kepada negara itu minggu ini seperti dilansir dari Deutsche Welle.
Tokayev berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena mengirim pasukan, dan mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Rusia akan berada di negara itu untuk jangka pendek.
Tokayev sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang didominasi Rusia telah tiba di Kazakhstan.
Sementara itu dalam sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan 26 penjahat bersenjata tewas dan 18 terluka.
Pihak berwenang juga melakukan 3.000 penangkapan menurut kantor berita milik negara Khbar24 mengutip Kementerian Dalam Negeri.
Aksi protes yang jarang terjadi di negara bekas Uni Soviet yang relatif stabil dan dikontrol ketat itu dimulai pada akhir pekan lalu ketika kemarahan meningkat atas kenaikan harga bahan bakar.
Namun unjuk rasa itu berubah menjadi kerusuhan anti-pemerintah yang kejam.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Jumat (7/1/2022), Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyebut "20.000 bandit " telah menyerang kota terbesar di negara itu Almaty dan bersumpah untuk menghancurkan mereka.
"Teroris terus merusak properti... dan menggunakan senjata terhadap warga sipil. Saya telah memberikan perintah kepada penegak hukum untuk menembak mati tanpa peringatan," kata Tokayev dalam pidato ketiganya yang disiarkan televisi kepada negara itu minggu ini seperti dilansir dari Deutsche Welle.
Tokayev berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena mengirim pasukan, dan mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin Rusia akan berada di negara itu untuk jangka pendek.
Tokayev sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa pasukan penjaga perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang didominasi Rusia telah tiba di Kazakhstan.
Sementara itu dalam sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan 26 penjahat bersenjata tewas dan 18 terluka.
Pihak berwenang juga melakukan 3.000 penangkapan menurut kantor berita milik negara Khbar24 mengutip Kementerian Dalam Negeri.
Aksi protes yang jarang terjadi di negara bekas Uni Soviet yang relatif stabil dan dikontrol ketat itu dimulai pada akhir pekan lalu ketika kemarahan meningkat atas kenaikan harga bahan bakar.
Namun unjuk rasa itu berubah menjadi kerusuhan anti-pemerintah yang kejam.
(ian)