Jika Kim Jong-un Meninggal Bakal Picu Kekacauan dan Respons Militer

Kamis, 23 April 2020 - 08:33 WIB
David Maxwell, pensiunan kolonel Pasukan Khusus dan senior fellow di lembaga think tankFoundation for Defence of Democracies, mengatakan kepada Military Times bahwa reaksi militer Amerika dan Korea Selatan terhadap pergolakan semacam itu dapat membutuhkan upaya yang sebanding dengan respons "yang membuat Afghanistan dan Irak pucat".

"Tidak diketahui apakah Kim Jong-un telah menunjuk pengganti," kata Maxwell. "Kita dapat berspekulasi bahwa mungkin saudara perempuannya; Kim Yo Jong telah ditunjuk sebagai penggantinya berdasarkan promosi terakhirnya dan fakta bahwa dia telah mulai membuat pernyataan resmi atas namanya mulai bulan lalu."

"Tetapi tidak diketahui, apakah seorang wanita, meskipun menjadi bagian dari garis keturunan Paektu bisa menjadi pemimpin rezim keluarga Kim," ujarnya.

Maxwell mengatakan kurangnya penerus yang jelas dapat menyebabkan keruntuhan rezim yang harus disiapkan AS dan Korea Selatan untuk ditangani. Dia menambahkan, para perencana militer, termasuk dirinya sendiri, telah lama memberi pengarahan kepada para pemimpin senior militer AS tentang apa yang bisa terjadi.

"Ada bencana kemanusiaan yang akan terungkap di Korea Utara," ujar Maxwell merujuk pada tambahan krisis akibat pandemi virus corona baru atau COVID-19.

"Korea Selatan, China, dan Jepang (melalui kapal) akan harus berurusan dengan arus pengungsi skala besar yang potensial," katanya. “Unit Tentara Rakyat Korea Utara akan bersaing untuk sumber daya dan kelangsungan hidup. Ini akan menyebabkan konflik internal antarunit dan dapat meningkat menjadi perang saudara yang meluas," ujarnya.

"Meskipun ada kekacauan internal seperti itu, militer Korea Utara akan terus berjuang untuk membela negara," imbuh dia.

“Karena Korea Utara adalah Dinasti Gerilya yang dibangun di atas mitos perang partisan anti-Jepang, kita dapat berekspektasi tentang sejumlah besar militer (1,2 juta tentara aktif dan 6 juta tentara cadangan) untuk melawan intervensi asing di luar negeri termasuk Korea Selatan," papar Maxwell.

Masalah rumit, lanjut dia, AS dan Korea Selatan harus siap untuk mengamankan program seluruh senjata pemusnah massal Pyongyang, termasuk senjata nuklir, kimia, senjata biologi serta cadangan, fasilitas manufaktur, dan infrastruktur manusia yakni ilmuwan dan teknisi. ”

Chun mendukung prediksi Maxwell tentang pecahnya krisis pengungsi dan kemungkinan perang saudara di Korea Utara. Namun, dia tidak melihat kemungkinan serangan militer AS-Korea Selatan melewati apa yang dia sebut "Paralel ke-38".
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More