Menlu Aljazair: Kesepakatan Maroko-Israel adalah Aliansi Militer Kotor
Minggu, 05 Desember 2021 - 22:45 WIB
ALJIR - Kecaman terhadap kerjasama pertahanan yang dijalin Maroko-Israel terus bermunculan. Teraktual, Menteri Luar Negeri Aljazair , Ramtane Lamamra menggambarkan kesepakatan pertahanan Maroko-Israel sebagai "aliansi militer kotor".
Lamamra menyampaikan sambutannya pada Seminar Tingkat Tinggi ke-8 tentang Perdamaian dan Keamanan Afrika di Oran, Aljazair. "Setiap langkah yang diambil oleh otoritas Maroko terkait dengan aliansi kotor ini semakin menjauhkannya dari Aljazair dan rakyatnya," tegas Lamamra, seperti dikutip dari Quds Press, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Lamamra, aliansi Maroko-Israel mencerminkan kesamaan antara dua kekuatan regional ekspansionis yang didorong dengan mengabaikan korban mereka, yang dirampas hak-haknya.
Maroko dan Israel menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama keamanan dan intelijen selama kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke Maroko, bulan lalu.
Setelah penandatanganan Kesepakatan Damai Oslo pada tahun 1993, antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel, Maroko dan Israel menjalin hubungan diplomatik. Namun, hubungan itu terputus pada tahun 2000, pada awal Intifada Palestina kedua.
Pada September 2020, Maroko melanjutkan hubungannya dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham yang disponsori AS, yang melihat beberapa negara Arab memulai hubungan dengan Israel.
Sebelumnya, Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengutuk kesepakatan pertahanan antara Israel dan Maroko. "Kami berharap Kerajaan Maroko, yang mengetuai Komite Al Quds, tidak akan mengambil langkah berbahaya ini mengingat tindakan rasis yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Pengabaiannya terhadap semua perjanjian damai, penolakannya terhadap negosiasi dan keduanya. -solusi negara dan penerapan kebijakan fait accompli," sebut pernyataan PLO.
Presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Dr Ahmad Al-Raysuni, juga turut mengecam keras hubungan Maroko-Israel. "Maroko saat ini berada di persimpangan jalan. Hubungan Maroko dengan musuh Zionis tidak seperti yang kami katakan setahun yang lalu - hanya pengakuan negara perampas sebagai imbalan atas pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas wilayahnya,” tegas al-Raysuni.
Lamamra menyampaikan sambutannya pada Seminar Tingkat Tinggi ke-8 tentang Perdamaian dan Keamanan Afrika di Oran, Aljazair. "Setiap langkah yang diambil oleh otoritas Maroko terkait dengan aliansi kotor ini semakin menjauhkannya dari Aljazair dan rakyatnya," tegas Lamamra, seperti dikutip dari Quds Press, Sabtu (4/12/2021).
Menurut Lamamra, aliansi Maroko-Israel mencerminkan kesamaan antara dua kekuatan regional ekspansionis yang didorong dengan mengabaikan korban mereka, yang dirampas hak-haknya.
Maroko dan Israel menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerja sama keamanan dan intelijen selama kunjungan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz ke Maroko, bulan lalu.
Setelah penandatanganan Kesepakatan Damai Oslo pada tahun 1993, antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel, Maroko dan Israel menjalin hubungan diplomatik. Namun, hubungan itu terputus pada tahun 2000, pada awal Intifada Palestina kedua.
Pada September 2020, Maroko melanjutkan hubungannya dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham yang disponsori AS, yang melihat beberapa negara Arab memulai hubungan dengan Israel.
Sebelumnya, Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengutuk kesepakatan pertahanan antara Israel dan Maroko. "Kami berharap Kerajaan Maroko, yang mengetuai Komite Al Quds, tidak akan mengambil langkah berbahaya ini mengingat tindakan rasis yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Pengabaiannya terhadap semua perjanjian damai, penolakannya terhadap negosiasi dan keduanya. -solusi negara dan penerapan kebijakan fait accompli," sebut pernyataan PLO.
Presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Dr Ahmad Al-Raysuni, juga turut mengecam keras hubungan Maroko-Israel. "Maroko saat ini berada di persimpangan jalan. Hubungan Maroko dengan musuh Zionis tidak seperti yang kami katakan setahun yang lalu - hanya pengakuan negara perampas sebagai imbalan atas pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas wilayahnya,” tegas al-Raysuni.
(esn)
tulis komentar anda